Jambi (ANTARA) - Pengerukan alur Sungai Batanghari
untuk bisa dilintasi tongkang pengangkut batu bara menjadi tantangan penggunaan aliran sungai itu sebagai alternatif pengangkutan hasil tambang andalan Provinsi Jambi tersebut.

"Pengoperasian pelabuhan alternatif untuk angkutan batu bara melalui perairan di Batanghari bisa jadi solusi, namun tantangannya adalah di pengerukan alur Sungai Batanghari karena terdapat pendangkalan sehingga tidak bisa dilintasi tongkang," kata General Manager Pelindo Cabang Jambi Cheppy Rymetaatmadja ketika dihubungi dari Jambi, Sabtu.

Ia menyebutkan, sebagai operator pelabuhan yang menggunakan perairan Sungai Batanghari pihaknya paham dan tahu betul kondisi alur tersebut saat ini.

Ia menyebutkan, angkutan batu bara melalui perairan harus diupayakan untuk menjadi solusi yang dihadapi saat ini yakni kepadatan angkutan truk di jalur lintas Sumatera. Meski normalisasi alur sungainya menjadi tantangan terbesar.

"Angkutan melalui jalur sungai dari Batanghari bisa jadi salah satu solusi, bisa lebih ringan, di sisi lain mendukung pelestarian aliran Sungai Batanghari," katanya.

Pelindo Cabang Jambi sendiri ikut andil dalam pengapalan hasil tambang batu bara melalui Pelabuhan Talang Duku yang dikelolanya. Namun demikian volumenya kurang dari satu juta ton per tahun.

"Banyak pelabuhan untuk pengapalan batu bara yang dikelola perusahaan swasta. Melalui Pelindo sendiri hanya satu juta ton dari total volume batu bara Jambi 10,2 juta ton per tahun," kata Chepy.

Sebagai pelaku dan operator pelabuhan di Jambi, Pelindo mengapresiasi langkah Gubernur Jambi H Al Haris yang berencana mengoperasikan pelabuhan di Desa Tenam Kabupaten Batanghari untuk pelabuhan alternatif angkutan baru bara melalui perairan Sungai Batanghari.

"Mungkin untuk tongkang kapasitas angkut 1.500 ton hingga 2.000 ton masih bisa, namun tetap lintasan atau alur sungainya harus dikeruk. Sedangkan untuk tongkang kapasitas 5.000 ton mungkin masih belum bisa," kata Chepy dalam kapasitas sebagai pelaku dan operator pelabuhan di Sungai Batanghari.

Sementara itu pemerintah Provinsi Jambi mempersiapkan pelabuhan alternatif di Desa Tenam, Kabupaten Batanghari untuk menjadi solusi permasalahan kepadatan truk batu bara di jalan lintas sumatera ruas Sarolangun - Batanghari-Kota Jambi- Pelabuhan Talang Duku.

Gubernur H Al Haris secara khusus melalukan peninjauan pelabuhan di Tenam Kabupaten Batanghari itu dan memberikan beberapa petunjuk kepada jajarannya.

"Kita minta agar proses pengerukan Sungai Batanghari di Desa Tenam dapat dipercepat dengan target akhir Maret Tahun 2022 ini selesai," kata Gubernur Jambi Al Haris di Jambi, Kamis.

Al Haris menjelaskan pengerukan sungai di pelabuhan yang terletak di Desa Tenam tersebut bertujuan agar kapal-kapal tongkang yang mengangkut batu bara dapat bersandar dan melakukan bongkar muat batu bara di pelabuhan itu.

Dimana pelabuhan tersebut merupakan salah satu upaya dari Pemerintah Provinsi Jambi sebagai solusi mengurai kemacetan yang selama ini terjadi akibat dari angkutan batu bara.

Selain itu Pemerintah Provinsi Jambi juga akan meminta dukungan secara resmi ke Kementerian Perhubungan untuk bersinergi dalam upaya mempercepat pengerukan sungai dan proses pembangunan pelabuhan di Desa Tenam.

"Kita mengharapkan dengan adanya program pengerukan sungai di pelabuhan Desa Tenam ini menjadi solusi bagi permasalahan selama ini terkait angkutan batu bara, sehingga kedepannya tidak ada lagi angkutan batu bara yang melintas pada ruas jalan utama, khususnya ruas jalan dari Batanghari menuju Pelabuhan Talang Duku," kata Al Haris.

Saat ini terdapat ribuan truk angkutan batu bara yang melintas di jalan umum untuk membawa batu bara dari tambang menuju Pelabuhan Talang Duku.

Sementara lokasi tambang menuju Pelabuhan Talang Duku cukup jauh, dimana tambang batu bara berada di Kabupaten Batanghari dan Sarolangun, dan pelabuhan berada di Kota Jambi.

Baca juga: Pemprov Jambi dorong pembuatan jalan khusus angkutan batu bara

Baca juga: Sungai Batanghari terus alami pendangkalan