Jembatan darurat Palu - Tolitoli roboh
20 Agustus 2011 23:11 WIB
Ilustrasi Jembatan Semi Permanen. Seorang ibu dan sejumlah kendaraan melintas di atas jembatan semi permanen di Desa Kaleke, Kec. Dolo Barat, Kab. Sigi, Sulteng, Minggu (31/7). (ANTARA/Basri Marzuki)
Tolitoli (ANTARA News) - Jembatan darurat yang menghubungkan Kota Palu dan Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Sabtu sekitar pukul 12.30 WITA roboh sehingga mengakibatkan antrean panjang hingga satu kilometer.
Jembatan penghubung ke dua kabupaten/kota yang roboh itu tepatnya berada di Desa Ogoamas, daerah perbatasan antara Kabupaten Tolitoli dan Kota Palu, arah utara Propinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tolitoli dan Komandan Distrik Militer (Dandim) 1305 Buol Tolitoli juga menjadi korban kemacetan akibat putusnya jembatan tersebut.
Menurut Kapolres Tolitoli AKBP Ahmad Ramadhan, jembatan itu roboh akibat dilintasi truk diesel dengan beban muatan cukup berat, diperkirakan mencapai 30 ton
"Jembatan yang putus itu itu merupakan jembatan darurat hanya terbuat dari batang kelapa yang melintang pada sungai jalan trans Sulawesi," kata Ramadhan
Ramadhan mengatakan, untuk bisa lolos dari kemacetan tersebut ia terpaksa menunggu selama hampir dua jam, sebab menunggu truk yang ambruk bersama jembatan itu diangkut dari dalam sungai.
"Beban truk itu tidak sepadan dengan kekuatan jembatan darurat akibatnya truk tersebut ambruk bersama jembatan dan terjatuh ke sungai," katanya
Dibantu warga sekitar dan para sopir sekitar satu jam truk yang ambruk bersama jembatan berhasil dikeluarkan dari sungai.
Setelah truk bisa dikeluarkan dari sungai, para sopir dan warga setempat langsung memperbaiki jembatan itu agar tetap bisa di lalui kendaraan.
Meski sudah diperbaiki, jembatan darurat tersebut sangat menghawatirkan sebab batang penyangga menggantikan batang kelapa yang roboh hanya kayu biasa.
"Jika hingga Minggu kayu penyangga jembatan tidak diganti, bisa-bisa jembatan itu ambruk lagi, sebab sering dilintasi kendaraan bermuatan berat," ujarnya.
Ia mengatakan, biasanya perjalanan dari Tolitoli ke Ibu kota Provinsi Sulteng itu hanya memakan waktu sekitar 12 jam saja. Namun karena kejadian itu waktu tempuh lintas kabupaten ini sampai memakan waktu 16 jam.
(ANT-242/Z002)
Jembatan penghubung ke dua kabupaten/kota yang roboh itu tepatnya berada di Desa Ogoamas, daerah perbatasan antara Kabupaten Tolitoli dan Kota Palu, arah utara Propinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tolitoli dan Komandan Distrik Militer (Dandim) 1305 Buol Tolitoli juga menjadi korban kemacetan akibat putusnya jembatan tersebut.
Menurut Kapolres Tolitoli AKBP Ahmad Ramadhan, jembatan itu roboh akibat dilintasi truk diesel dengan beban muatan cukup berat, diperkirakan mencapai 30 ton
"Jembatan yang putus itu itu merupakan jembatan darurat hanya terbuat dari batang kelapa yang melintang pada sungai jalan trans Sulawesi," kata Ramadhan
Ramadhan mengatakan, untuk bisa lolos dari kemacetan tersebut ia terpaksa menunggu selama hampir dua jam, sebab menunggu truk yang ambruk bersama jembatan itu diangkut dari dalam sungai.
"Beban truk itu tidak sepadan dengan kekuatan jembatan darurat akibatnya truk tersebut ambruk bersama jembatan dan terjatuh ke sungai," katanya
Dibantu warga sekitar dan para sopir sekitar satu jam truk yang ambruk bersama jembatan berhasil dikeluarkan dari sungai.
Setelah truk bisa dikeluarkan dari sungai, para sopir dan warga setempat langsung memperbaiki jembatan itu agar tetap bisa di lalui kendaraan.
Meski sudah diperbaiki, jembatan darurat tersebut sangat menghawatirkan sebab batang penyangga menggantikan batang kelapa yang roboh hanya kayu biasa.
"Jika hingga Minggu kayu penyangga jembatan tidak diganti, bisa-bisa jembatan itu ambruk lagi, sebab sering dilintasi kendaraan bermuatan berat," ujarnya.
Ia mengatakan, biasanya perjalanan dari Tolitoli ke Ibu kota Provinsi Sulteng itu hanya memakan waktu sekitar 12 jam saja. Namun karena kejadian itu waktu tempuh lintas kabupaten ini sampai memakan waktu 16 jam.
(ANT-242/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: