Jakarta (ANTARA) - Sebagai bentuk komitmen terhadap lingkungan dan kelestarian alam Bali, PT Cekindo Business International bergabung dengan gerakan Bali’s Biggest Cleanup 2022. Gerakan bersih-bersih sampah di seluruh Bali ini diinisiasi oleh One Island One Voice dan diselenggarakan pada Minggu (19/2).

Bali Branch Manager, PT Cekindo Business International, David Susandi mengatakan ini merupakan kali ketiga pihaknya berpartisipasi dalam gerakan tersebut. Ia menilai, gerakan Bali’s Biggest Cleanup memiliki tujuan berbeda dengan gerakan-gerakan bersih-bersih pantai lainnya.

"Tujuan utama dari gerakan Bali’s Biggest Cleanup ini bukan hanya sekedar mengumpulkan sampah, namun juga membangun kesadaran individu agar lebih bijaksana lagi dalam membuang sampah-sampah tersebut dan dampak jangka panjangnya terhadap lingkungan," kata David Susandi, melalui keterangan tertulisnya pada Jumat.

David menyebut para peserta dalam gerakan ini juga diharuskan mengkategorikan sampah-sampah yang mereka kumpulkan berdasarkan jenis, hingga merek dagang yang mengeluarkan sampah plastik kemasan tersebut.

“Jadi outputnya bukan hanya mengumpulkan sampah, tetapi juga pihak One Island One Voice akan turut memberikan rekomendasi kepada pelaku bisnis yang paling banyak memproduksi sampah plastik kemasan untuk memperbaiki waste management mereka,” tuturnya.

Baca juga: Kunci pariwisata berkelanjutan di Pulau Dewata

Lebih lanjut, Ia menilai tujuan dari gerakan Bali’s Biggest Cleanup 2022 sejalan dengan arah bisnis Cekindo, yakni people, profit, planet. Ia juga menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

“Kami di Cekindo memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap lingkungan. Sebagai contoh kami membiasakan karyawan-karyawan kami untuk menghindari konsumsi minuman kemasan, dengan mengimbau mereka membawa botol minum sendiri ke kantor. Ini semua merupakan perwujudan dukungan kami terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) dari United Nations (UN),” kata dia menegaskan.

Selain komitmen terhadap lingkungan, David menyebut keterlibatan pihaknya dalam gerakan ini juga merupakan pengejawantahan dukungan Cekindo terhadap perekonomian lokal Bali. Sebagai daerah yang bertumpu pada industri pariwisata, sangat lah penting untuk menjaga kelestarian dan keindahan alam Bali agar tetap menarik minat para wisatawan maupun investor untuk menanamkan modalnya di pulau tersebut.

“Orang-orang datang ke Bali karena terpesona oleh keindahannya. Maka sudah tugas kita untuk menjaga anugerah keindahan alam Bali agar tetap lestari,” ujarnya. Tahun ini merupakan tahun keenam kalinya Bali’s Biggest Cleanup diselenggarakan.

Selama lima tahun terakhir, gerakan tersebut telah melibatkan lebih dari 65.000 orang di 430 titik di pulau Bali dan mencegah sebanyak 155 ton sampah plastik tercemar ke laut. Selain Cekindo, beberapa organisasi dan entitas bisnis besar seperti, AirAsia Indonesia, Mercure Hotel, Hard Rock Cafe, hingga Four Seasons Hotel, juga turut berpartisipasi dalam acara ini.

“Saya cukup lega melihat betapa banyaknya pihak yang berpartisipasi dalam gerakan Bali’s Biggest Cleanup ini. Ini membuktikan bahwa mereka bukan hanya sekedar memiliki kesadaran terhadap lingkungan, melainkan juga melakukan aksi nyata untuk mewujudkan Bali yang bersih dari sampah plastik,” pungkas Agatha Della, Senior Business Consultant Cekindo.

Sebagai salah satu destinasi wisata andalan Indonesia, Bali memproduksi sampah plastik yang terbilang tak sedikit. Berdasarkan laporan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang dirilis belum lama ini, pulau seribu pura itu memproduksi sekitar 800 ton sampah plastik per harinya.

Jika dibiarkan, tumpukan sampah plastik tersebut berpotensi mencemari perairan dan merusak keindahan pulau dewata yang selama ini menjadi daya tarik utama bagi turis lokal maupun mancanegara.

Baca juga: Singapore Airlines akan buka kembali penerbangan ke Bali

Baca juga: Bali salah satu tujuan favorit "backpacker" Swedia

Baca juga: Traveloka dukung pemerintah dorong pariwisata Bali dan Yogyakarta