Menperin apresiasi realisasi investasi Sharp senilai Rp640,2 miliar
Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, Andry Adi Utomo, President Director PT Sharp Electronics Indonesia, Shinji Teraoka, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier, Sekretaris Kabupaten Karawang Acep Jamhuri dan Deputi Kerja Sama Investasi BKPM Riyatno melakukan seremonial menyekop tanah pada acara peletakan batu pertama lini produksi AC PT Sharp Electronics Indonesia yang disaksikan secara virtual oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (ANTARA/HO/Kementerian Perindustrian)
“Saya ucapkan terima kasih kepada jajaran Direksi Sharp, karena telah mendukung upaya pemerintah mendorong pendalaman struktur industri elektronika dengan terus menambah fasilitas produksi dan diversifikasi produk untuk mengisi pasar dalam negeri dan mampu bersaing di tingkat internasional,” kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Menperin berharap investasi yang diproyeksikan akan menyerap 1.000 orang tenaga kerja tersebut akan diikuti investasi-investasi lainnya.
Menurut Menperin, realisasi investasi dari PT Sharp Electronics Indonesia merupakan salah satu upaya dalam rangka pendalaman struktur di sektor industri elektronika.
Saat ini impor produk elektronika sebesar 25,25 miliar dolar AS. AC merupakan salah satu produk dengan nilai impor sangat tinggi yaitu 495 juta dolar AS.
Sebagai upaya untuk mengurangi impor produk elektronika tersebut, pemerintah mendorong dilakukannya substitusi impor.
Dalam rangka pencapaian target substitusi impor dan menjaga iklim usaha investasi yang dilakukan industri elektronika, pengendalian impor sektor perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan suplai di dalam negeri.
Baca juga: Sharp Indonesia incar penjualan AC dan penjernih udara Rp2,5 triliun
“Realisasi investasi tersebut sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini sangat serius melakukan pengelolaan dan perbaikan iklim usaha industri,” kata Menperin Agus.
Menperin juga menuturkan dengan pengalaman Sharp di Indonesia sejak tahun 1970, perusahaan tersebut bisa menjadi pionir champion dalam memanfaatkan dan menyerap secara maksimal bahan baku yang telah tersedia.
“Strategi tersebut ditargetkan dapat meningkatkan nilai tingkat kandungan dalam negeri produk-produk Sharp di Indonesia dan optimalisasi industri bahan baku nasional juga tercapai,” ujar Menperin.
Selain itu komponen AC juga cukup besar kontribusinya terhadap impor komponen, dengan total nilai impor komponen elektronika sebesar 13,1 miliar dolar AS. Salah satu komponen penting pada produk AC adalah kompresor dan Indonesia belum memiliki industrinya.
Karena itu Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga terus mengupayakan agar produsen AC seperti Sharp dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan komponen AC terutama yang belum diproduksi di dalam negeri.
“Saya yakin market Indonesia cukup menarik. Untuk itu saya berpesan kepada Sharp agar mempertimbangkan investasi kompresor atau mengajak mitra yang selama ini memasok agar berinvestasi di Indonesia,” sebut Menperin.
Kemenperin juga mendorong untuk memaksimalkan penggunaan komponen pendukung yang sudah ada di Indonesia seperti baja, tembaga, plastik, dan lainnya agar utilitas industri tersebut dapat diserap secara optimal.
Pada 2019 PT Sharp Electronics Indonesia telah memindahkan produksi mesin cuci full-auto top loading dari Thailand ke Indonesia. Hal tersebut menunjukkan kontribusi Sharp dalam upaya meningkatkan trade balance produk elektronika Indonesia.
Baca juga: Sharp Indonesia optimis pasar elektronik "rebound" tahun ini
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022