BUMN agar gelar pasar murah
19 Agustus 2011 14:26 WIB
Deputi Kementerian BUMN Pandu Djajanto (kiri) bersama Direktur Keuangan PT Pelindo II Dian M Noer (kanan) membantu penjualan sembako murah untuk masyarakat di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (19/8). Pasar murah yang didukung lebih dari 120 BUMN dengan total dana kelola pasar murah mencapai RP110 miliar untuk 3 kegiatan dalam 1 tahun, tersebut berlangsung satu hari dan dipusatkan di Masjid Al Husna, Tanjung Priok. ( FOTO ANTARA/Audy Alwi/pd/11)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN menginstruksikan BUMN yang memiliki cabang di seluruh provinsi untuk menggelar pasar murah guna membantu masyarakat berpendapatan rendah.
"Terdapat tiga periode yang kami programkan pada 2011 yakni sebelum puasa, sebelum lebaran, dan sebelum natal," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Pandu Djajanto, di Jakarta, Jumat.
Djajanto yang ditemui di tengah-tengah kegiatan pasar murah PT Pelindo II di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan, Kementerian menginstruksikan kegiatan pasar murah ini dibiayai dari dana "Bina Lingkungan" masing-masing BUMN.
Kegiatan yang diselenggarakan sebanyak tiga kali di 33 provinsi membutuhkan dana Rp110 miliar yang dihimpun dari seluruh BUMN di Indonesia terutama yang memiliki cabag dan unit usaha di daerah, ujar dia.
Menurut dia, untuk kawasan Tanjung Priok, pasar murah dipusatkan di Masjid Al Husna dan Kalibaru dengan kupon yang dibagikan masing-masing sebanyak 5.000 dan 6.500 mewakili tiga kecamatan di kawasan tersebut.
Pandu mengatakan, sistem kupon ini memang belum menjamin barang subsidi yang disalurkan tepat sasaran bagi masyarakat berpendapatan rendah, tetapi minimal hal ini sebagai langkah awal bentuk kepedulian BUMN, ke depan pelaksanaannya secara betahap akan diperbaiki.
"Memang komoditas yang dijual di pasar murah masih terbatas baru tiga jenis yaitu beras, gula, dan minyak goreng yang semuanya dijual dengan diskon 30 persen dari harga pasar," kata dia.
Pandu berjanji untuk menambah variasi sembako yang dijual di pasar murah pada tahun mendatang, mungkin bentuknya mi instan, tepung terigu, telur, ikan asin, sesuai dengan permintaan masyarakat.
Pelindo II menjual beras jenis Rojolele kemasan 5 kilogram Rp30.000,sedangkan di pasar harganya Rp42.500, minyak goreng kemasan 2 liter Rp16.500 di pasar Rp24.400, sedangkan gula kemasan 1 kilogram Rp7.000 di pasar Rp10.000, jelas Pandu.
Secara total volume beras sekitar 10 ton, gula 2 ton, sedangkan minyak goreng 10.000 liter untuk dijual di kawasan Tanjung Priok saja, pasokan sembako murah ini diharapkan dapat meredam kenaikan harga menjelang lebaran.
Dia juga mengatakan, Kementerian juga tengah menjalankan program "gerakan peningkatan produktivitas pangan berbasis koorporasi" atau dikenal dengan GP3K untuk menciptakan petani beras yang produktif.
Gerakan ini melibatkan lima BUMN yakni Bulog, Sanghyang Seri, Pertani, dan Perhutani yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Bulog sebagai koordinator bertugas membeli gabah dengan harga wajar agar petani tetap dapat untung, sedangkan empat BUMN lainnya mendukung untuk pengadaan benih, biaya olah tanam, serta sarana produksi (saprodi), jelas Pandu.
Kata dia, sumber dana program ini menggunakan dana kemitraan BUMN, petani diberikan tambahan modal, pendampingan hingga panen, sehingga modal dapat terus diputar.
Menurut Pandu, areal lahan pertanian yang digarap targetnya sekitar 570 ribu hektare di seluruh Indonesia, sampai dengan bulan ke empat 2011 lahan yang telah digarap mencapai 174.000 hektare. (G001)
"Terdapat tiga periode yang kami programkan pada 2011 yakni sebelum puasa, sebelum lebaran, dan sebelum natal," kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN, Pandu Djajanto, di Jakarta, Jumat.
Djajanto yang ditemui di tengah-tengah kegiatan pasar murah PT Pelindo II di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan, Kementerian menginstruksikan kegiatan pasar murah ini dibiayai dari dana "Bina Lingkungan" masing-masing BUMN.
Kegiatan yang diselenggarakan sebanyak tiga kali di 33 provinsi membutuhkan dana Rp110 miliar yang dihimpun dari seluruh BUMN di Indonesia terutama yang memiliki cabag dan unit usaha di daerah, ujar dia.
Menurut dia, untuk kawasan Tanjung Priok, pasar murah dipusatkan di Masjid Al Husna dan Kalibaru dengan kupon yang dibagikan masing-masing sebanyak 5.000 dan 6.500 mewakili tiga kecamatan di kawasan tersebut.
Pandu mengatakan, sistem kupon ini memang belum menjamin barang subsidi yang disalurkan tepat sasaran bagi masyarakat berpendapatan rendah, tetapi minimal hal ini sebagai langkah awal bentuk kepedulian BUMN, ke depan pelaksanaannya secara betahap akan diperbaiki.
"Memang komoditas yang dijual di pasar murah masih terbatas baru tiga jenis yaitu beras, gula, dan minyak goreng yang semuanya dijual dengan diskon 30 persen dari harga pasar," kata dia.
Pandu berjanji untuk menambah variasi sembako yang dijual di pasar murah pada tahun mendatang, mungkin bentuknya mi instan, tepung terigu, telur, ikan asin, sesuai dengan permintaan masyarakat.
Pelindo II menjual beras jenis Rojolele kemasan 5 kilogram Rp30.000,sedangkan di pasar harganya Rp42.500, minyak goreng kemasan 2 liter Rp16.500 di pasar Rp24.400, sedangkan gula kemasan 1 kilogram Rp7.000 di pasar Rp10.000, jelas Pandu.
Secara total volume beras sekitar 10 ton, gula 2 ton, sedangkan minyak goreng 10.000 liter untuk dijual di kawasan Tanjung Priok saja, pasokan sembako murah ini diharapkan dapat meredam kenaikan harga menjelang lebaran.
Dia juga mengatakan, Kementerian juga tengah menjalankan program "gerakan peningkatan produktivitas pangan berbasis koorporasi" atau dikenal dengan GP3K untuk menciptakan petani beras yang produktif.
Gerakan ini melibatkan lima BUMN yakni Bulog, Sanghyang Seri, Pertani, dan Perhutani yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Bulog sebagai koordinator bertugas membeli gabah dengan harga wajar agar petani tetap dapat untung, sedangkan empat BUMN lainnya mendukung untuk pengadaan benih, biaya olah tanam, serta sarana produksi (saprodi), jelas Pandu.
Kata dia, sumber dana program ini menggunakan dana kemitraan BUMN, petani diberikan tambahan modal, pendampingan hingga panen, sehingga modal dapat terus diputar.
Menurut Pandu, areal lahan pertanian yang digarap targetnya sekitar 570 ribu hektare di seluruh Indonesia, sampai dengan bulan ke empat 2011 lahan yang telah digarap mencapai 174.000 hektare. (G001)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: