Jakarta (ANTARA News) - Jatuhnya pasar saham mendorong nilai tukar mata uang rupiah pada Jumat pagi melemah 27 poin terhadap mata uang dolar AS dipicu dari melambatnya perekonomian dunia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS antarbank di Jakarta Jumat pagi melemah 27 poin menjadi Rp8.557 per dolar AS dibanding hari sebelumnya Rp8.530.

"Pasar AS dan Eropa kembali tertekan sentimen negatif yang akan menyebar ke pasar Asia hari ini, termasuk rupiah juga terkena dampak," ujar analis valas Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan, dolar AS menguat dipicu dari ketakutan pelaku pasar akibat Morgan Stanley yang merevisi target pertumbuhan ekonomi global 2011 dari 4,2 persen menjadi 3,9 persen disebabkan perkiraan ekonomi AS dan Uni Eropa yang dikatakannya sebagai dangerously close to recession, serta tidak memadainya berbagai kebijakan ekonomi yang dapat mendorong perekonomian kedua regional itu sehingga investor cenderung memegang dananya dalam bentuk tunai.

"Pelaku pasar cenderung memegang dananya dalam bentuk mata uang safe haven seperti dolar AS, kondisi itu memicu mata uang dolar AS menguat," kata dia.

Ia mengatakan, pelaku pasar disadarkan dengan revisi target pertumbuhan dari Morgan Stanley bahwa kedua ekonomi besar dunia ini dalam keadaan pelemahan yang serius.

"Ekonomi AS dan Uni Eropa pada 2010 masih menjadi nomor satu dan dua penyumbang PDB (produk domestik bruto) terbesar dunia dengan total keduanya mencapai 31 triliun dolar AS atau sekitar 48 persen dari PDB dunia yang mencapai 64 triliun dolar AS, sehingga pelemahan keduanya membawa pelemahan ekonomi dunia," kata dia.

Meski demikian, kata Lana, dalam jangka pendek pasar Asia akan terimbas sentiment negatif global, investor tetap akan mengutamakan tempat investasi di pasar "emerging market" yang secara ekonomi masih lebih baik, sehingga arus dana asing ini akan mengalir ke emerging market dalam jangka menengah. (ANT)