Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menginginkan cokelat dari Jembrana, Bali, dapat diekspor dengan meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut melalui program Bedah Desain Kemasan (BEDAKAN).

“Program ini diharapkan mampu membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” ujar dia saat meninjau kebun kakao di Desa Ekasari Jembrana sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Rabu.

Kakao dari Kabupaten Jembrana disebut menjadi salah satu bahan baku cokelat terbaik di dunia yang telah diekspor ke berbagai negara di Eropa.

Selama ini, dia menilai masyarakat dimanjakan oleh produk-produk cokelat Belgia dan Swiss yang sebenarnya berasal dari biji cokelat tanah air.

Negara-negara tersebut telah mengimpor cokelat dari Indonesia, lalu diolah, dikemas, dan dijual kembali ke Indonesia. Sehingga, nilai tambah dan lapangan pekerjaan tak dirasakan oleh tenaga kerja dari negeri ini.

"Ini yang akan kita ubah sebagai potensi,” katanya.

Menurut Sandiaga, masyarakat harus bangga terhadap produk Indonesia yang telah terbukti berhasil mengekspor produk ekonomi kreatif sebesar 21 miliar dolar AS pada 2021.

"Saya inginkan nanti baik cokelat, kopi, dan sebagainya, ikut dalam program Indonesia Spice Up The World sehingga ekonomi bangkit dan lapangan kerja kembali terbuka," ungkap Menparekraf.

Baca juga: Koperasi kakao ini sukses tembus pasar cokelat dunia

Baca juga: Kakao Bali jadi bahan baku cokelat premium Prancis

Baca juga: Pengusaha ini akan internasionalkan cokelat Bali