Bengkulu (ANTARA News) - Hasil uji laboratorium balai pengawasan obat dan makanan (BPOM) Provinsi Bengkulu menemukan 10 dari 50 sampel jajanan Ramadhan yang diambil dari pasar mengandung zat pewarna berbahaya seperti rhodamin dan siklamati.

"Rhodamin dan siklamati atau zat pewarna memicu penyakit kanker prostat, kanker hati, mayoritas jajanan ramadan itu ialah camilan, minuman dan makanan," terang kepala balai pengawasan obat dan makanan (BPOM) Provinsi Bengkulu Zulkifli, Kamis.

Pengambilan sampel itu dilakukan pada 2 Agustus hingga 14 Agustus dan kemudian diteliti di laboratorium BPOM.

Pengambilan sampel dilakukan di beberapa titik Kota Bengkulu seperti Pasar Panorama, Pasar Pagar Dewa, dan Jalan Soeprapto.

Dikatakan, dia dari hasil penelitian tersebut 11 pedagang di beberapa titik pasar ramadan dalam Kota Bengkulu akan dilakukan pembinaan.

Selanjutnya, BPOM bekerjasama dengan dinas kesehatan akan terus melakukan razia di beberapa lokasi pasar tumpah ramadan.

"Masih ada beberapa pasar ramadan yang belum kita ambil sampelnya, razia akan terus kita lakukan,"terangyan.

Pengambilan sampel dan razia di beberapa toko penjual makanan gencar dilakukan BPOM belakangan ini puluhan jenis makanan didapati tidak memiliki izin, merek, dan kedaluwarsa.

Ditemukan pula, pedagang mencampur mi yang telah kedaluwarsa dengan mi yang masih layak konsumsi, aksi ambil untung para pedangang tersebut telah dilakukan pemantauan dan penindakan terhadap pedagang yang tidak disiplin dan menyalahi aturan.

Ia mengimbau agar para orang tua berhati-hati memilih jajanan buka untuk anak-anak karena anak sangat rentan terkena dampak buruk dari kandungan zat berbahaya tersebut.

(ANTARA/S026)