Perangi kemiskinan, kebodohan tindakan nyata isi kemerdekaan
18 Agustus 2011 06:07 WIB
UPACARA PEDESAAN. Petugas upacara mengiringi pengibaran bendera dan pengumandangan Lagu "Indonesia Raya " dengan musik lesung di Desa Bolon, Colomadu, Karanganyar, Jateng, Senin (17/8). Walau dalam kondisi seadanya, upacara di daerah pedesaan tersebut diikuti warganya dengan antusias. FOTO ANTARA/Andika Betha/Koz/mes/09. (ANDIKA BETHA/ANDIKA BETHA)
Wangi-wangi, Sultra (ANTARA News) - Bupati Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua mengatakan upaya pemerintah memerangi kemiskinan dan meberantas kebodohan, merupakan tindakan nyata mengisi kemerdekaan yang direbut dari tangan penjajah 66 tahun silam.
"Tujuan para perintis dan pendiri kemerdakaan bangsa ini melepaskan diri dari cengkraman penjajah adalah untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupang bangsa," katanya saat memberi sambutan pada malam ramah tamah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agutus 1945, tahun 2011 di rumah jabatan Bupati Wakatobi, Rabu malam.
Oleh karena itu tegas Hugua, tugas utama para generasi muda bangsa sebagai penerus kemerdekaan dan cita-cita Proklamasi seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, adalah memerangi kemiskinan dan memberantas kebodohan, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan terhormat di mata dunia.
Melepaskan diri dari cengkraman penjajah setelah beratus-ratus tahun bangsa ini dijajah kata dia, tidak mudah akan tetapi melalui perjuangan panjang yang amat sangat melelahkan.
Selain mengorbankan ribuan bahkan jutaan korban jiwa, ujarnya juga menelan kerugian materi berupa harta benda yang tak ternilai harganya.
"Oleh karena semangat patriotisme perjuangan para pahlawan kusuma bangsa dilandasi niat luhur untuk kesejahteraan rakyat, maka perjuangan mereka mendapatkan restu dari Allah yang maha kuasa, sehingga berhasil memproklamirkan kemerdekaan pada 66 tahun silam," katanya.
Menurut Hugua, untuk tetap menggelorakan semangat patriotisme para pejuang kemerdekaan, ada empat komitmen yang harus menjadi pegangan bagi seluruh generasi muda bangsa.
Pertama, tetap menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam kondisi dan situasi apapun, sebab bangsa ini diproklamirkan merdeka dengan cakupan wilayah meliputi kepulauan Nusantara yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
Komitmen kedua kata dia, adalah tetap mempertahankan UUD`45 sebagai Dasar Negara, untuk tetap menjadi pedoman para penyelenggara negara dalam mengelola negara dan memajukan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan komitmen ketiga kata Hugua, adalah tetap menjadikan Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai falsah bangsa, karena Pancasila merupakan bagian dari UUD`45 yang tidak terpisahkan.
Dan komitmen keempat menurut dia adalah tetapi menjadikan semangat Proklamasi sebagai pendorong dan motivasi dalam membangun kesejahteraan rakyat dan mempertahankan wilayah NKRI.
"Jika empat komitmen ini tetap kita pegang teguh, maka yakinlah bangsa akan tetap utuh dalam bingkai NKRI dalam kondisi dan situasi apapun," katanya.
Malam ramah tamah peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di rumah jabatan Bupati Wakatobi tersebut dihadiri Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertanahan RI, Pos M Hutabarat, tokoh-tokoh masyarakat dan puluhan peserta Sail Wakatobi Belitong. (ANT227/K004)
"Tujuan para perintis dan pendiri kemerdakaan bangsa ini melepaskan diri dari cengkraman penjajah adalah untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupang bangsa," katanya saat memberi sambutan pada malam ramah tamah Peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agutus 1945, tahun 2011 di rumah jabatan Bupati Wakatobi, Rabu malam.
Oleh karena itu tegas Hugua, tugas utama para generasi muda bangsa sebagai penerus kemerdekaan dan cita-cita Proklamasi seperti yang tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945, adalah memerangi kemiskinan dan memberantas kebodohan, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan terhormat di mata dunia.
Melepaskan diri dari cengkraman penjajah setelah beratus-ratus tahun bangsa ini dijajah kata dia, tidak mudah akan tetapi melalui perjuangan panjang yang amat sangat melelahkan.
Selain mengorbankan ribuan bahkan jutaan korban jiwa, ujarnya juga menelan kerugian materi berupa harta benda yang tak ternilai harganya.
"Oleh karena semangat patriotisme perjuangan para pahlawan kusuma bangsa dilandasi niat luhur untuk kesejahteraan rakyat, maka perjuangan mereka mendapatkan restu dari Allah yang maha kuasa, sehingga berhasil memproklamirkan kemerdekaan pada 66 tahun silam," katanya.
Menurut Hugua, untuk tetap menggelorakan semangat patriotisme para pejuang kemerdekaan, ada empat komitmen yang harus menjadi pegangan bagi seluruh generasi muda bangsa.
Pertama, tetap menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam kondisi dan situasi apapun, sebab bangsa ini diproklamirkan merdeka dengan cakupan wilayah meliputi kepulauan Nusantara yang membentang dari Sabang sampai Merauke.
Komitmen kedua kata dia, adalah tetap mempertahankan UUD`45 sebagai Dasar Negara, untuk tetap menjadi pedoman para penyelenggara negara dalam mengelola negara dan memajukan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan komitmen ketiga kata Hugua, adalah tetap menjadikan Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagai falsah bangsa, karena Pancasila merupakan bagian dari UUD`45 yang tidak terpisahkan.
Dan komitmen keempat menurut dia adalah tetapi menjadikan semangat Proklamasi sebagai pendorong dan motivasi dalam membangun kesejahteraan rakyat dan mempertahankan wilayah NKRI.
"Jika empat komitmen ini tetap kita pegang teguh, maka yakinlah bangsa akan tetap utuh dalam bingkai NKRI dalam kondisi dan situasi apapun," katanya.
Malam ramah tamah peringatan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di rumah jabatan Bupati Wakatobi tersebut dihadiri Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertanahan RI, Pos M Hutabarat, tokoh-tokoh masyarakat dan puluhan peserta Sail Wakatobi Belitong. (ANT227/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: