Bandarlampung (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung, Provinsi Lampung, berupaya mengatasi krisis air bersih di daerah tersebut akibat musim kemarau saat ini.
"Sejumlah daerah telah kekurangan air bersih sehingga pemkot segera menanggulanginya," kata Wali Kota Bandarlmapung Herman HN, di Bandarlampung, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini sejumlah warga di berbagai kecamatan yang mengalami kekeringan seperti Kecamatan Panjang dan sekitarnya memerlukan penanganan serius dari pemerintah.
Dia mengatakan, telah meminta kepada PDAM Way Rilau untuk terus menyuplai air bersih kepada warga atau membuatkan sumur bor agar warga tidak mengkonsumsi air kurang higienis yang beresiko menimbulkan penyakit.
Selain pengadaan sumur bor, pemkot juga akan memberikan bantuan mesin pompa, kamar mandi dan toilet agar masyarakat tetap terjaga kesehatannya.
Hal itu dilakukan karena tidak mungkin mobil pengangkut air harus terus menditribusikannya sementara jumlah kendaraan penyuplai sangat terbatas.
Sementara itu, Kepala PDAM Way Rilau Kota Bandarlampung A ZP Gusti Mego mengatakan, beberapa daerah yang kekurangan air bersih telah disuplai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti Kecamatan Panjang.
"Pendistribusian air bersih ini akan dilakukan selama musim kemarau," katanya.
Namun, suplai air ini diprioritaskan warga kurang mampu agar tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya air tersebut.
Kemudian, sesuai intruksi Wali Kota, daerah yang tidak terjangkau kendaraan PDAM akan dibangunkan sumur bor karena kendaraan yang tersedia hanya empat unit sehingga sulit membaginya setiap hari.
"Kami harap camat dan lurah yang warganya kesulitan air bersih segera melapor ke PDAM agar mendapatkan sumur bor," katanya.
Ia mengatakan, PDAM akan terus berupaya untuk menyuplai air bersih agar masyarakat tidak mengkonsumsi air kotor yang membahayakan kesehatan. (ANT048/K004)
Pemkot Bandarlampung atasi krisis air bersih akibat kemarau
18 Agustus 2011 00:23 WIB
Krisis Air Bersih/ilustrasi. (ANTARA/Iggoy el Fitra)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: