Kemenkes terus pantau Omicron tekan transmisi lokal luar Jawa-Bali
23 Februari 2022 17:24 WIB
Tangkapan layar Wakil Menteri Kesehatan RI (Kemenkes) Dante S. Harbuwono saat dalam Talkshow Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron di Luar Jawa-Bali yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (11/11/2021). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan RI (Kemenkes) Dante S. Harbuwono menegaskan pihaknya terus memantau perkembangan karakteristik dari varian baru Omicron guna menekan transmisi lokal yang terjadi di luar Pulau Jawa-Bali.
“Kita terus melakukan analisis epidemiologis berdasarkan atas kasus yang ada. Kasus yang ada ini, kita identifikasi berdasarkan atas wilayah aglomerasi,” kata Dante dalam Talkshow Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron di Luar Jawa-Bali yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Menanggapi beberapa daerah diprediksi mencapai puncak Omicron pada pekan ketiga bulan Februari, Dante menuturkan pemerintah akan terus melakukan kajian dan analisis kondisi COVID-19 di Tanah Air.
Analisis dilakukan dengan menjadikan ilmu pengetahuan epidemiologi juga data-data penunjang terkait sebagai basis. Dalam hal ini, pemerintah kemudian membagi wilayah Indonesia berdasarkan wilayah di Pulau Jawa-Bali dan wilayah di luar Pulau Jawa-Bali.
Menurut Dante, pembagian wilayah itu juga digunakan sebagai peta pemerintah melihat persebaran transmisi Omicron di berbagai daerah. Sebab, transmisi lokal mulai mengalami pergeseran tren di luar Jawa-Bali.
Baca juga: Gagal jantung hingga diabetes, dampak Omicron pada anak
Baca juga: Kapolri minta vaksinasi "booster" untuk lansia dimaksimalkan
Sebelumnya, persebaran Omicron sebesar 90 persen berada di daerah Jawa-Bali dan sekitar 72 persen transmisi lokal terjadi di wilayah itu. Namun, kini tren kasus penularan lokal di luar Jawa-Bali sudah mencapai 28 persen.
“Transmisi lokal ini kemudian berkembang ke daerah-daerah lain termasuk daerah di luar Jawa dan Bali. Bukan tidak mungkin ketika nanti di kasus Jawa dan Bali ini sudah mulai menurun, maka transmisi lokal justru akan terjadi di daerah di luar Jawa dan Bali,” ucap dia.
Daerah-daerah tersebut juga dibagi karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang membutuhkan transmisi penduduk antar pulau untuk melakukan mobilitas dan penyebaran penduduk.
Selain pengamatan kondisi wilayah berbasis ilmu epidemiologi, Dante mengaku pemerintah juga terus menggencarkan edukasi mengenai protokol kesehatan yang berkesinambungan di dalam masyarakat agar seluruh pihak terus bersikap waspada.
Sementara untuk menurunkan dampak keparahan yang timbul akibat Omicron, pemerintah terus memperluas sebaran vaksinasi COVID-19 dan ketat dalam mengatur dan mengawasi isolasi mandiri ataupun terpusat yang masyarakat jalankan.
“Dengan begitu, kita bisa melakukan penanganan Omicron ini secara proporsional berdasarkan atas karakteristik yang dimiliki oleh Omicron ini secara umum,” ujar Dante.
Baca juga: 5.227 kasus Omicron di Indonesia didominasi transmisi lokal
Baca juga: Pemerintah terbitkan buku saku antisipasi Omicron
Baca juga: Pakar: Risiko kematian di tengah wabah Omicron ancam berbagai umur
“Kita terus melakukan analisis epidemiologis berdasarkan atas kasus yang ada. Kasus yang ada ini, kita identifikasi berdasarkan atas wilayah aglomerasi,” kata Dante dalam Talkshow Antisipasi Lonjakan Kasus Omicron di Luar Jawa-Bali yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Menanggapi beberapa daerah diprediksi mencapai puncak Omicron pada pekan ketiga bulan Februari, Dante menuturkan pemerintah akan terus melakukan kajian dan analisis kondisi COVID-19 di Tanah Air.
Analisis dilakukan dengan menjadikan ilmu pengetahuan epidemiologi juga data-data penunjang terkait sebagai basis. Dalam hal ini, pemerintah kemudian membagi wilayah Indonesia berdasarkan wilayah di Pulau Jawa-Bali dan wilayah di luar Pulau Jawa-Bali.
Menurut Dante, pembagian wilayah itu juga digunakan sebagai peta pemerintah melihat persebaran transmisi Omicron di berbagai daerah. Sebab, transmisi lokal mulai mengalami pergeseran tren di luar Jawa-Bali.
Baca juga: Gagal jantung hingga diabetes, dampak Omicron pada anak
Baca juga: Kapolri minta vaksinasi "booster" untuk lansia dimaksimalkan
Sebelumnya, persebaran Omicron sebesar 90 persen berada di daerah Jawa-Bali dan sekitar 72 persen transmisi lokal terjadi di wilayah itu. Namun, kini tren kasus penularan lokal di luar Jawa-Bali sudah mencapai 28 persen.
“Transmisi lokal ini kemudian berkembang ke daerah-daerah lain termasuk daerah di luar Jawa dan Bali. Bukan tidak mungkin ketika nanti di kasus Jawa dan Bali ini sudah mulai menurun, maka transmisi lokal justru akan terjadi di daerah di luar Jawa dan Bali,” ucap dia.
Daerah-daerah tersebut juga dibagi karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang membutuhkan transmisi penduduk antar pulau untuk melakukan mobilitas dan penyebaran penduduk.
Selain pengamatan kondisi wilayah berbasis ilmu epidemiologi, Dante mengaku pemerintah juga terus menggencarkan edukasi mengenai protokol kesehatan yang berkesinambungan di dalam masyarakat agar seluruh pihak terus bersikap waspada.
Sementara untuk menurunkan dampak keparahan yang timbul akibat Omicron, pemerintah terus memperluas sebaran vaksinasi COVID-19 dan ketat dalam mengatur dan mengawasi isolasi mandiri ataupun terpusat yang masyarakat jalankan.
“Dengan begitu, kita bisa melakukan penanganan Omicron ini secara proporsional berdasarkan atas karakteristik yang dimiliki oleh Omicron ini secara umum,” ujar Dante.
Baca juga: 5.227 kasus Omicron di Indonesia didominasi transmisi lokal
Baca juga: Pemerintah terbitkan buku saku antisipasi Omicron
Baca juga: Pakar: Risiko kematian di tengah wabah Omicron ancam berbagai umur
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: