PBB Prihatin Atas Kartun Nabi Muhammad di Koran Denmark
3 Februari 2006 04:53 WIB
New York (ANTARA News) - Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Annan ikut bereaksi dan prihatin atas kontroversi penerbitan sebuah kartun gambar Nabi Muhammad SAW pada sebuah surat kabar Denmark.
Dalam pernyataan melalui jurubicaranya di New York, Kamis, Annan menegaskan bahwa kebebasan pers juga harus memperhatikan penghormatan kepada semua agama.
"Adalah penting untuk mengatasi kesalahpahaman dan rasa dendam di antara masyarakat yang berbeda keyakinan dan tradisi budaya melalui dialog damai dan saling menghormati," kata Annan.
Karikatur yang diterbitkan surat kabar Denmark Jyllands-Posten tersebut telah menimbulkan reaksi keras terutama dari negara-negara mayoritas Muslim.
Karikatur itu antara lain menggambarkan Nabi Muhammad memakai sorban berbentuk bom.
Sejumlah negara Arab juga menarik duta besarnya di Denmark sebagai protes atas penghinaaan tersebut.
Sementara itu di New York, para ulama yang tergabung dalam Imams Council of New York Metropolitan City pekan ini juga menyatakan protes keras atas penerbintan kartun tersebut.
"Ini adalah betul-betul pelecehan keagamaan, dan wajar jika umat Islam bereaksi," tegas Syamsi Ali, salah seorang pendiri Dewan Imam tersebut.
Menurut Syamsi yang juga Imam di Islamic Center of New York, masjid terbesar di kota tersebut, ada dua bentuk pelecehan yang dilakukan surat kabar Denmark.
Pertama membuat gambar rekayasa tentang nabi Muhammad, dan yang paling menyakitkan adalah digambarkannya Rasulullah sebagai teroris yang siap membunuh.
"Yang lebih menyebalkan lagi, pelecehan ini dibumbui oleh istilah "freedom of expression". Apalagi, Pemerintah Denmark menolak meminta maaf karena alasan ini. Saya kira ini alasan bodoh karena common sense tidak akan menerima sebagai kebebasan ketika menyakiti orang lain" tegas Syamsi Ali.
Untuk itu, pemimpin Muslim kota new York mendesak surat kabar tersebut, dan juga pemimpin Denmark untuk bertanggung jawab dan meminta maaf kepada kaum Muslimin. "Tindakan mereka dapat memicu reaksi negatif dari umat Islam. Tentu juga kita harapkan bahwa umat Islam dalam melakukan reaksi tetap dalam kerangka hukum, dan untuk mencapai solusi yang terbaik" jelas Syamsi Ali.
"Saya mendukung tindakan beberapa negara Islam untuk memboikot produk Denmark di pasaran dunia Islam," tambahnya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006
Tags: