Jakarta (ANTARA News) - Kalangan dunia usaha menyambut baik pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengenai RUU RAPBN 2012 beserta nota keuangannya di depan rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa.

Dalam pidato tersebut Presiden SBY menyatakan bahwa pemerintah mematok asumsi pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2012 sebesar 6,7 persen. Disampaikan pula bahwa Pendapatan Negara dan Hibah Rp1.292,9 triliun atau naik 10,5 persen dari APBN-P 2011 sebesar Rp1.169,9 triliun, sementara anggaran Belanja Negara sebesar Rp1.418,5 triliun atau naik Rp97,7 triliun atau 7,4 persen dari APBN-P 2011 Rp1.320,8 triiun

Dengan demikian, defisit RAPBN 2012 ditetapkan sebesar Rp125,6 triliun atau 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau lebih rendah dibanding defisit pada APBN P 2011 Rp150,9 triliun atau 2,1 persen.

"Berdasarkan perkiraan perkembangan ekonomi global dan domestik, maka sasaran dan asumsi ekonomi makro, yang kita jadikan dasar Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2012, sekaligus sebagai dasar perhitungan besaran RAPBN tahun 2012 adalah pertumbuhan ekonomi 6,7 persen, laju inflasi 5,3 persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,5 persen, nilai tukar rupiah Rp8.800 per dolar AS, harga minyak 90 dolar AS per barel dan lifting minyak 950.000 barel per hari," kata Presiden.

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengatakan apa yang disampaikan Presiden tersebut adalah suatu hal yang positif dan patut diberikan apresiasi.

"Saya kira pidato Presiden sangat positif dan optimis, dalam pidato itu terlihat pemerintah begitu intensif dan ekspansif di dalam pembangunan dan berupaya untuk mempercepat proyek-proyek dan pembangunan yang ada sekarang," kata Erwin di Jakarta, Selasa malam.

Menurutnya, pidato tersebut merefleksikan betapa besarnya potensi ekonomi nasional sehingga dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk mencapai target - target tersebut.

Ia menilai, untuk mencapai target tersebut pemerintah harus bisa mendorong upaya penyerapan anggaran yang lebih baik, lebih efisien, sehingga penyerapan anggaran dapat meningkatkan pertumbuhan, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan lapangan pekerjaan.

"Harapan kita juga bahwa penyerapan ini bisa benar-benar menyentuh esensi daripada pembangunan kita, bisa mengurangi kemiskinan, meningkatkan serapan jumlah tenaga kerja, saya kira kalau pemerintah bisa konsisten dengan apa yang telah menjadi komitmen, apa yang disampaikan Presiden secara optimistis dicapai," ujarnya. (AN135/A020/K004)