Emas kembali bertengger di atas 1.900 dolar, tertinggi sejak Juni
23 Februari 2022 05:30 WIB
Ilustrasi - Seorang karyawan menyortir emas batangan di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria 'Oegussa' di Wina, Austria. ANTARA/REUTERS/Leonhard Foeger/aa.
Chicago (ANTARA) - Emas mencapai level tertinggi dalam hampir sembilan bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), kembali bertengger di atas level psikologi 1.900 dolar AS, karena meningkatnya ketegangan Rusia dan Barat atas Ukraina mendorong permintaan safe haven untuk logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 7,6 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.907,40 dolar AS per ounce. Ini merupakan penutupan tertinggi untuk kontrak emas teraktif sejak 2 Juni 2021.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (21/2/2022) menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memproklamirkan diri di Donbass Ukraina timur sebagai "Republik Rakyat Lugansk (LPR)" dan "Republik Rakyat Donetsk (DPR)."
Indeks-indeks utama Wall Street juga merosot karena prospek sanksi Barat yang keras terhadap Rusia atas konfliknya dengan Ukraina membuat investor gelisah, sementara harga minyak mencapai level tertinggi sejak 2014.
Baca juga: Harga emas capai di atas 1.900 dolar, dipicu krisis Ukraina kian panas
Pemerintahan Biden dapat mencabut Rusia dari sejumlah besar barang-barang buatan AS dan asing berteknologi rendah dan tinggi, orang-orang yang akrab dengan masalah itu mengatakan kepada Reuters, jika Rusia lebih lanjut menyerang Ukraina.
"Tidak mengherankan melihat emas didukung dengan baik di lingkungan ini mengingat peranan safe-haven tradisionalnya," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Namun, tekanan inflasi telah menjadi pendorong utama kinerja emas selama beberapa minggu terakhir dalam tren gerakan menyamping hingga tren yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga mungkin tidak menutupi tren ini, kata Meger.
Baca juga: Emas turun di Asia, rencana pertemuan Biden-Putin kurangi permintaan
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko politik. Tetapi kenaikan suku bunga, terutama oleh Federal Reserve, cenderung meredupkan daya tarik emas, yang tidak membayar bunga.
Analis mengaitkan sedikit kemunduran emas dengan beberapa aksi ambil untung. Analis Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan ini "karena jelas pada titik ini ada peningkatan risiko premium yang dimasukkan ke dalam harga emas".
Emas menemukan dukungan tambahan karena Conference Board pada Selasa (22/2/2022) melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun ke 110,5 pada Februari dari 111,1 pada Januari.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 31,9 sen atau 1,33 persen, menjadi ditutup pada 24,311 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 9,2 dolar AS atau 0,85 persen, menjadi ditutup pada 1.086 dolar AS per ounce.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 7,6 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.907,40 dolar AS per ounce. Ini merupakan penutupan tertinggi untuk kontrak emas teraktif sejak 2 Juni 2021.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (21/2/2022) menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memproklamirkan diri di Donbass Ukraina timur sebagai "Republik Rakyat Lugansk (LPR)" dan "Republik Rakyat Donetsk (DPR)."
Indeks-indeks utama Wall Street juga merosot karena prospek sanksi Barat yang keras terhadap Rusia atas konfliknya dengan Ukraina membuat investor gelisah, sementara harga minyak mencapai level tertinggi sejak 2014.
Baca juga: Harga emas capai di atas 1.900 dolar, dipicu krisis Ukraina kian panas
Pemerintahan Biden dapat mencabut Rusia dari sejumlah besar barang-barang buatan AS dan asing berteknologi rendah dan tinggi, orang-orang yang akrab dengan masalah itu mengatakan kepada Reuters, jika Rusia lebih lanjut menyerang Ukraina.
"Tidak mengherankan melihat emas didukung dengan baik di lingkungan ini mengingat peranan safe-haven tradisionalnya," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Namun, tekanan inflasi telah menjadi pendorong utama kinerja emas selama beberapa minggu terakhir dalam tren gerakan menyamping hingga tren yang lebih tinggi dan kenaikan suku bunga mungkin tidak menutupi tren ini, kata Meger.
Baca juga: Emas turun di Asia, rencana pertemuan Biden-Putin kurangi permintaan
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko politik. Tetapi kenaikan suku bunga, terutama oleh Federal Reserve, cenderung meredupkan daya tarik emas, yang tidak membayar bunga.
Analis mengaitkan sedikit kemunduran emas dengan beberapa aksi ambil untung. Analis Saxo Bank, Ole Hansen mengatakan ini "karena jelas pada titik ini ada peningkatan risiko premium yang dimasukkan ke dalam harga emas".
Emas menemukan dukungan tambahan karena Conference Board pada Selasa (22/2/2022) melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen turun ke 110,5 pada Februari dari 111,1 pada Januari.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 31,9 sen atau 1,33 persen, menjadi ditutup pada 24,311 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 9,2 dolar AS atau 0,85 persen, menjadi ditutup pada 1.086 dolar AS per ounce.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: