Mataram (ANTARA) - LKBN ANTARA biro NTB bersama Komunitas Akar Pohon menggelar diskusi Buku "Berdiang di Perapian Buya Syafii" karya sastrawan Riki Dhamparan Putra.

Kegiatan diskusi buku di halaman belakang kantor biro ANTARA di Mataram itu diikuti langsung cendekiawan Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii yang pernah menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah secara virtual melalui zoom meeting.

"Bagi saya penulis buku ini mempunyai kekuatan imajinasi yang luar biasa, dia punya power kreatif," kata Buya Syafii di acara diskusi itu, Selasa (22/2) malam.

Bung Riki ini juga mengerti sejarah dan terasa sekali staminanya, karena telah membaca berbagai macam buku dan tidak ada batasnya. Sehingga kreativitas dalam menulis apa yang disampaikan bisa dikupas menjadi hal penting.

Dirinya bertemu Riki secara fisik memang tidak banyak, namun secara spirit terus terjalin komunikasi dan beberapa tulisannya diberikan kepadanya.

"Pertemuan hampir terus menerus secara komunikasi dan tetap berdiskusi. Saya tidak terbayang dengan judul buku berdiang yang artinya menghangatkan badan dekat api," tuturnya.

Sastrawan Riki Dhamparan Putra mengatakan, secara pribadi dirinya bertemu dengan Buya Syafii hanya dua kali secara fisik, saat deklarasi jaringan intelektual pengadilan dan dirinya memberikan buku puisi hasil karyanya. Namun, dirinya tetap berkomunikasi terkait dengan buku yang ditulisnya.

"Buya sering mengirimkan saya tulisannya," ungkapnya.

Baca juga: Buya Syafii: Kemerdekaan itu mahal jangan disia-siakan

Baca juga: Presiden Jokowi minta pendapat Buya Syafii pilih menteri kabinet


Ia termotivasi membuat buku tersebut, karena Buya adalah ulama yang mampu mengkritisi dan bisa menjadi jambatan atau fasilitasi bagi semua elemen masyarakat. "Ilmu pengetahuan sesuai Al Quran itu tidak ada putusnya," ucapnya.

Secara garis besar isi buku tersebut banyak sekali termasuk tenang politik, sejarah islam, lagu menang, cerita Nabi Yusuf dan beberapa sejarah lainnya. Sehingga dirinya berharap karya tulis tang dibuatnya tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat.

"Harapan bisa berguna bagi masyarakat untuk menemukan kewarasannya," ujarnya berharap.

"Buku yang ditulis ini berisi kumpulan esai tapi mengandung banyak sastra dan enak dibaca, karena ada hiburan juga di dalamnya," kata pendiri Komunitas Akar Pohon, Kiki Sulistyo.

Pembicara Abdullah Sumrahadi mengatakan, Buya merupakan tokoh guru besar yang mampu memberikan makna bagi masyarakat Indonesia.

"Buya ini bisa menjadi suri teladan bagi semua masyarakat," katanya.