Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan realisasi pembayaran subsidi energi per akhir Januari 2022 mencapai Rp10,2 triliun yang jauh lebih tinggi dibanding Januari tahun lalu sebesar Rp2,3 triliun.

“APBN sangat nyata dalam melindungi masyarakat yaitu dari kenaikan harga energi yang sangat tinggi,” katanya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Jakarta, Selasa.

Sri Mulyani menjelaskan peningkatan terjadi karena adanya percepatan pencairan kurang bayar di awal tahun ini yakni subsidi BBM dan LPG 3 kilogram tahun 2020 di tahun 2022.

Ia mengatakan harga minyak yang sempat sangat tinggi turut berimplikasi pada pembayaran subsidi energi yang juga menjadi lebih besar.

Pemberian subsidi ini dilakukan dalam rangka membantu masyarakat di tengah krisis ekonomi akibat COVID-19 dan berbagai gejolak global.

“Ini APBN menjadi garda atau sarana yang melindungi masyarakat namun ini juga menjadi beban cukup nyata bagi APBN,” ujarnya.

Sementara untuk subsidi non energi meliputi subsidi pupuk, bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dan Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP).

Realisasi dari penyaluran subsidi pupuk per Januari 2022 adalah 0,7 juta ton yang sama dengan penyaluran Januari tahun kemarin.

Untuk subsidi bunga KUR per Januari 2022 telah diberikan kepada 0,58 juta debitur atau meningkat dari Januari 2021 yaitu 0,35 juta debitur sedangkan kredit KUR per Januari 2022 disalurkan sebesar Rp23,16 triliun naik dari periode sama tahun lalu Rp13,42 triliun.

“Anggaran subsidi ini langsung dinikmati masyarakat yang dilihat dari stabilitas harga BBM, LPG, pupuk dan KUR yang suku bunganya di subsidi,” tegasnya.

Baca juga: Pemerintah pertahankan subsidi energi untuk jaga daya beli masyarakat

Baca juga: Harga komoditas naik, Menko Airlangga ingatkan ancaman krisis energi