Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat memperdalam kerja sama bilateral dengan menandatangani nota kesepahaman di bidang pengembangan mineral kritis atau critical minerals. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kerja sama tersebut merupakan bentuk kolaborasi kedua negara sebagai tindak lanjut pertemuan The Indonesia - Korea Energy Forum (IKEF).

"Melalui MoU ini kedua negara dapat bertukar informasi dan sumber daya manusia di sektor critical minerals serta mendukung kerja sama proyek antar sektor swasta kedua negara," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Sejak memiliki perjanjian kerja sama energi dan mineral pada 2002, Indonesia dan Korea saling menjalin hubungan yang baik di tingkat pemerintahan maupun sektor swasta.

Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan antara Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Ridwan Djamaluddin dengan Director General for Resources Industry Policy MOTIE Korea.

Kerja sama model Government to Government (G to G) ini pertama kali diinisiasi oleh Korea melalui pertemuan ke-12 IKEF.
Pada 19 Januari 2022, Korea kembali menyampaikan urgensi nota kesepahaman terkait mineral beserta draft nota kesepahaman yang baru kepada Indonesia berupa rancangan nota kesepahaman korporasi pada mineral kritis antara Kementerian ESDM dan Ministry of Trade, Industry and Energy of the Republic of Korea (MOTIE) dan rancangan The Joint Statement of Cooperation for Cooperation on Establishing Cooperative Partnership for Critical Minerals antara Korea Mine Rehabilitation and Mineral Resources Corporation (KOMIR) dan Mind ID.

Sebelumnya, kerja sama bilateral di subsektor mineral dan batu bara sudah pernah dijalin dengan melaksanakan proyek kerja sama melalui proyek pengolahan pasir air asam tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada periode 2014-2016 dengan nilai proyek 3,2 juta dolar AS.

Keduanya kembali meneken kerja sama lanjutan untuk mendukung program remediasi tanah tercemar merkuri di Kalimantan selama lima tahun (2020-2025) dengan nilai 4,6 juta dolar AS.

Baca juga: Menko Airlangga targetkan perdagangan RI-Korsel capai 20 miliar dolar
Baca juga: Kadin Indonesia sasar peluang kerja baterai listrik dengan Korsel
Baca juga: Menko Airlangga ajak pengusaha RI-Korsel perkuat ekonomi kedua negara