Jakarta (ANTARA) - Peningkatan kinerja Bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) sepanjang tahun 2021 dinilai karena keberhasilan perusahaan dalam melakukan program transformasi digital dan restrukturisasi kredit yang dijalankan dengan baik.

“Transformasi digital dan restrukturisasi kredit mengakibatkan pengelolaan biaya operasional atau operational expenditure lebih efisien dan efektif," kata ekonom dan praktisi pasar modal Lucky Bayu Purnomo, di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, selain transformasi dan restrukturisasi, pemulihan ekonomi juga turut berkontribusi pada kinerja bank BUMN, sehingga prospek kinerja Bank BUMN maupun sahamnya di pasar modal masih baik.

"Sektor perbankan itu memiliki posisi tawar yang cukup tinggi. Nilai penawaran saham untuk sektor perbankan sangat tinggi, sehingga ini mendukung proses penemuan harga ke titik keseimbangan baru yang lebih tinggi," katanya.

Baca juga: Transformasi Himbara dinilai mampu jadi motor pemulihan ekonomi RI

Menurut data Kementerian BUMN, pada Desember 2021 total laba bank Himbara menembus Rp72,05 triliun, meningkatkan signifikan 78,06 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp40,34 triliun.

Secara rinci, Bank BRI mencetak laba Rp30,76 triliun, Bank Mandiri Rp28,03 triliun, BNI Rp10,89 triliun, dan BTN Rp2,37 triliun. Semua bank BUMN labanya melesat, bahkan laba Bank BNI meningkat tajam sebesar 232,2 persen dibanding tahun 2020.

Sementara itu, Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada mengatakan, peningkatan kinerja keuangan bank plat merah ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa Bank BUMN tetap bisa menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.

“Dilihat dari pencapaian kinerja para bank-bank BUMN ini kan sebenarnya tidak terlepas dari kondisi ekonomi yang ada. Meskipun di tengah pandemi bank-bank BUMN tetap bisa melakukan fungsi intermediasi dengan baik di masyarakat," ujarnya.

Menurutnya, kinerja tersebut beberapa di antaranya ditopang oleh fee base income, pendapatan hingga efisiensi yang dilakukan. Efisiensi tersebut membuat beban bank menjadi berkurang.

Baca juga: Erick sebut laba bank Himbara capai 78 persen buah dari transformasi

Terkait Bank BNI, Reza mengatakan, laba perusahaan melesat tinggi karena berbagai upaya yang telah dilakukan di tahun sebelumnya.

"Mereka sudah melakukan restrukturisasi kredit, dengan melakukan pencadangan di tahun sebelumnya. Jadi beban yang ditanggung 2021 menjadi lebih ringan. Maka dari itu meraka bisa meningkatkan labanya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menilai, capaian kinerja itu tak lepas dari transformasi dan efisiensi yang telah dilakukan Kementerian BUMN dan seluruh perusahaan milik negara.

“Meski menghadapi pandemi, kinerja bank BUMN tetap bisa dipacu. Kita semua terus berjuang menghadapi disrupsi akibat pandemi, kinerja positif Himbara nyatanya tetap bisa ditingkatkan. Kinerja keuangan, operasional, dan tanggung jawab sosial yang dilakukan dapat meningkat dengan pesat. Hal ini tak lepas dari transformasi yang tengah dilakukan,” kata Erick.

Ia juga mengapresiasi transformasi di tubuh masing masing bank Himbara yang kemudian saat ini menjadi keunggulan kompetitif dalam persaingan di industri keuangan nasional, karena memiliki spesialisasi unik dan berbeda sehingga tidak ada tumpang tindih.

“Masing-masing memiliki fokus bisnis, seperti BRI makin fokus pada segmen UMKM dan ultra mikro, Mandiri didedikasikan fokus menggarap segmen korporasi dan pengusaha nasional agar dapat terus bangkit, BNI menggarap bisnis internasional dan BTN tetap pada bisnis utamanya di bidang perumahan untuk mengurangi angka backlog dan membantu masyarakat, termasuk milenial, agar lebih mudah mendapatkan hunian,” kata Erick.

“Ke depan diharapkan peran Himbara akan bisa semakin dirasakan dan menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional melalui pemberdayaan dari berbagai segmen serta memberikan dampak positif bagi seluruh stakeholders dan utamanya kepada masyarakat Indonesia,” ujarnya.