Jakarta (ANTARA News) - Minimnya sentimen positif di pasar global membuat pergerakan rupiah terhadap dolar AS berada dalam kisaran sempit.

Rupiah Senin sore hanya menguat tipis sebesar delapan poin menjadi 8.530 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya 8.538.

"Sentimen pemicu bagi pelaku pasar masih minim sehingga pergerakannya kurang aktif, sementara penguatan rupiah didorong dari fundamental ekonomi dalam negeri yang masih baik," kata pengamat pasar uang Bank Saudara, Rully Nova.

Rully Nova menambahkan, secara teknikal mata uang dalam negeri akan bergerak dalam tren penguatan dalam pekan ini setelah pada pekan sebelumnya rupiah berada dalam tekanan.

"Secara teknikal rupiah akan menguat, karena pekan sebelumnya rupiah berada dalam tren pelemahan," kata dia.

Rully mengatakan, pelaku pasar lebih cenderung mengalihkan dananya pada logam mulia (emas) yang dianggap dapat menjaga nilai asetnya.

"Minat beli emas pelaku pasar yang kuat dipicu oleh masih kawatirnya investor terhadap gejolak ekonomi yang dianggap masih belum stabil," kata dia.

Sementara itu, analis Milenium Danatama Sekuritas, Abidin menambahkan, sentimen positif bursa AS merembet ke bursa Asia hari Senin(15/8) , termasuk ke dalam pasar uang.

"Sebagian mata uang Asia menguat terhadap dolar AS termasuk rupiah pada hari ini," kata Abidin.

Meski demikian, lanjut dia, gejolak pasar dan kecemasan mengenai kondisi ekonomi global yang masih belum terlalu kondusif membuat pelaku pasar masih akan bersikap hati-hati sehingga perdagangan kurang ramai.

"Pelaku pasar mata uang masih cemas menyusul mudah berubahnya pasar global, pelaku pasar uang enggan untuk menambah posisi baru dan kebanyakan investor lebih memilih bersikap "wait and see" atau mengalihkan asetnya pada emas," kata dia.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin (15/8) tercatat mata uang rupiah tidak bergerak harganya (stagnan) diposisi Rp8.541.

(KR-ZMF/A011)