Bago, Myanmar (ANTARA News/AFP) - Aung San Suu Kyi menyeru persatuan Myanmar saat dielu-elukan ribuan pendukungnya pada Minggu dalam perjalanan politik pertamanya di kotanya sejak dibebaskan dari tahanan rumah.

Suu Kyi, yang dibebaskan setelah tujuh tahun berturut-turut penahanan pada November hanya beberapa hari setelah pemilihan umum, mengabaikan peringatan keamanan pemerintah dengan kunjungan ke wilayah Bago di utara Yangon, dalam uji kunci kebebasannya.

Polisi mencoba membersihkan orang dari jalan saat ratusan orang berbaris di jalan untuk menyapa ikon demokrasi berumur 66 tahun itu saat ia melakukan perjalanan di antara kota tersebut, banyak dari mereka berteriak dan melambaikan spanduk berbunyi "Kami mencintai Ibu Suu!"

Setelah mengunjungi pagoda setempat, ia menyampaikan pidato serupa pada pembukaan dua perpustakaan, yang pertama untuk sekitar 600 orang di Tha Nat Pin dan yang kedua untuk sekitar 2.000 di kota Bago di dekatnya, kata saksi.

"Kita bisa mengembangkan negara ini hanya bila kita semua bekerja sama," kata Suu Kyi kepada kerumunan orang dalam pidato pertamanya.

"Persatuan adalah kekuatan, kesatuan diperlukan mana pun dan diperlukan terutama di negara kita," katanya.

Ia berterima kasih kepada pengikutnya atas dukungan mereka, dengan meminta mereka tetap memberikannya.

Ia menyatakan selalu "berusaha keras" sejak masuk politik lebih dari 20 tahun lalu dan akan "melanjutkan sebisanya".

Seruan Suu Kyi untuk persatuan dapat diambil sebagai kemungkinan isyarat niat baik terhadap "sipir"-nya, mengingat sifat peka perjalanan politik itu.

Pemerintah dukungan tentara tersebut pada Juni memperingatkan leawatan seperti itu bisa memicu kekacauan dan kerusuhan, meskipun perjalanan satu hari tersebut, yang termasuk kunjungan ke kuil lain sebelum pulang, tampak berjalan mulus.

Iringan sekitar 30 mobil meninggalkan Yangon pada pagi hari, yang juga membawa anggota Liga Bangsa untuk Demokrasi (NLD), wartawan dan diplomat.

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu kepada kantor berita Prancis AFP saat memulai perjalanan tersebut mengatakan babhwa ia bergantung "pada dukungan rakyat", yang tampak banyak di Bago.

Keamanan diprihatini ketika iringan Suu Kyi diserang pada 2003 saat perjalanan politik, dalam penyergapan, yang diduga diatur penguasa, yang takut akan ketenarannya.

"Anggota partai kami akan menangani keamanannya dan yang berwenang juga akan membantu kami," kata Nyan Win, juru bicara NLD, kepada AFP pada Sabtu.

Ia sebelumnya menggambarkan perjalanan pada Minggu itu sebagai "bersifat politik" dan mengatakan akan mencoba menjelajah luar Yangon lagi.

Setelah pemerintah memperingatkan akan lawatan pada Juni, Suu Kyi menguji kebebasannya pada bulan berikutnya dengan menghabiskan beberapa hari di kota kuil kuno di pusat Myanmar, meskipun politik tidak masuk dalam acara.

Pemimpin demokrasi itu menghabiskan banyak dari dua dasawarsa belakangan dalam tahanan dan beberapa pengamat percaya bahwa pemerintah akan cepat membatasi kebebasannya lagi jika ia dianggap mengancam kekuasaannya.

Tapi ada tanda pencairan dalam hubungan antara pemerintah dengan Suu Kyi baru-baru ini, dengan wanita itu melakukan putaran kedua pembicaraan dengan menteri perburuhan Aung Kyi pada Jumat.

Pernyataan bersama, yang dilansir sesudah pembicaraan itu, mengatakan kedua pihak akan bekerja sama untuk ketenangan dan perkembangan demokrasi.

(B002/Z002)