Garut (ANTARA News) - Status siaga bahaya Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, selalu terjadi ketika menghadapi hari yang dipastikan ramai pengunjung sehingga dikeluhkan sejumlah pegiat wisata dan pemilik warung di sekitar objek wisata gunung tersebut.

"Tidak tahu kenapa, setiap kali ada peringatan status siaga sehingga ditutup untuk umum, selalu terjadi saat akan ramai pengunjung," kata Aan Wahyudin (43) yang biasa membuka warung makanan di sekitar wisata Gunung Papandayan, Minggu.

Status Gunung Papandayan siaga tiga sejak ditetapkan Sabtu (13/8) dini hari, menurut Aan merupakan yang kesekian kalinya sejak terjadinya letusan Gunung Papandayan tahun 2002 lalu.

Sejak letusan terakhir itu, Aan mengaku peringatan ancaman bahaya gunung selalu terjadi menjelang Lebaran, atau hari libur panjang sekolah serta hari libur warga negara Eropa pada Juli dan Agustus.

"Kondisi Papandayan terus seperti ini sepi sejak tahun 2002 hanya beberapa orang yang datang, karena saat akan ramai seperti libur lebaran, atau libur sekolah suka ada peringatan siaga," jelas Aan.

Sementara itu sukarelawan Pecinta Alam Gunung Papandayan yang biasa memandu wisatawan asing, Gones (25) mengaku ditetapkan siaga tiga tentu berpengaruh pada pendapatannya sebagai pemamdu wisatawan mancanegara.

Padahal menurut dia, Agustus merupakan bulan libur warga negara Eropa yang biasa berlibur ke objek wisata Gunung Papandayan.

Sebelum ditetapkannya Siaga 3, Gones mengungkapkan setiap harinya ada dua hingga beberapa orang wisatawan asing yang datang ke Gunung Papandayan.

"Tapi sekarang sejak ditetapkan siaga 3 kemarin (Sabtu) tidak ada yang datang, kalau pun ada yang datang mereka disuruh pulang kembali," kata Gones.

Meskipun ada beberapa orang wisatawan asing yang datang ke Gunung Papandayan namun ditolak oleh petugas pos jaga karena khawatir terjadi ancaman bahaya letusan gunung.

Bahkan sebelum ditetapkan siaga sebanyak dua orang wisatawan asing yang sedang berkemah di daerah Saladah, kata Gones oleh petugas langsung diminta untuk segera turun gunung.

"Kemarin (Sabtu) wisatawan asing dan dari Jakarta yang sedang berkemah diminta untuk segera pulang karena Papandayan status Siaga," jelasnya.

Penutupan objek wisata Gunung Papandayan tersebut, dibenarkan petugas pos jaga utama, Endang Syaefudin yang diperintahkan untuk melarang wisatawan berkunjung mendekati kawah radius 2 km.

Padahal sebelumnya, kata Endang setiap harinya selalu ada wisatawan asing yang berwisata ke Gunung Papandayan, namun sejak ditetapkannya siaga 3 tidak ada lagi yang datang.

"Setiap harinya biasa ada turis dari beberapa negara, tapi mau bagaimana lagi mereka diminta untuk pulang, karena disini statusnya siaga 3, daripada terjadi sesuatu lebih baik ditolak saja," katanya.

Sementara itu salah seorang wisatawan lokal yang kebetulan ingin menikmati kawasan wisata kawah Papandayan, Iwan (25) mengaku tidak tahu adanya larangan masuk ke kawasan wisata Gunung Papandayan.

"Saya tidak tahu ada larangan masuk, baru tahu setelah diterangkan petugas katanya siaga tiga dan tidak boleh mendekati kawah," kata Iwan yang datang bersama empat orang rekannya warga Kecamatan Limbangan, Garut.

Sementara itu status Gunung Papandayan (2.665 mdpl) dinaikan statusnya dari waspada level II menjadi Siaga level III oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Sabtu (13/8) pukul 04.00 WIB karena ada peningkatan kegempaan di gunung tersebut.

Potensi bencana pada level III untuk gunung Papandayan yakni erupsi freatik tiba-tiba serta adanya potensi longsoran tebing di sekitar Gunung Papandayan yang bisa memicu terjadinya banjir bandang lahar.

(U.KR-FPM/Y008)