BKSDA Sulteng imbau warga tidak beri makan buaya Sungai Palu
21 Februari 2022 16:39 WIB
Warga berusaha melepas ikatan buaya liar setelah berhasil melepas ban bekas yang melingkar pada lehernya di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/rwa.
Palu (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengimbau warga tidak memberi makan dan mengajak bermain buaya yang memiliki habitat di Sungai Palu.
Kepala BKSDA Provinsi Sulteng Hasmuni Hasmar di Palu, Senin, mengatakan memberi makan dan mengganggu dengan mengajak bermain buaya di Sungai Palu dapat membahayakan keselamatan nyawa warga karena buaya termasuk kategori satwa liar dan buas.
"Kalau cuaca panas biasa buaya berjemur di permukaan sungai yang dangkal. Kalau sudah berjemur warga berkumpul untuk bermain dan memberinya makan ayam. Kalau sudah diberi makan, buaya akan mengingat tempat dia diberi makan dan akan selalu datang ke situ supaya diberi makan. Itu dapat membahayakan keselamatan warga," katanya.
Baca juga: BKSDA: Buaya di Sungai Palu tidak ditangkap terkait kearifan lokal
Ia mengatakan buaya di Sungai Palu tidak perlu diberi makan sebab di Sungai Palu terdapat makanan satwa tersebut. Selain itu buaya tidak boleh diajak bermain sebab apa yang dilakukan oleh warga meski niatnya ingin mengajak bermain dianggap oleh buaya sebagai ancaman.
Jika merasa terancam buaya akan melakukan perlawanan atau perlindungan dengan cara melakukan penyerangan.
"Kalau buaya tersebut keluar dari habitatnya di Sungai Palu dan naik ke pemukiman maka mengancam keselamatan dan keamanan warga sehingga akan kami tembak. Namun jika buaya hanya berjemur di permukaan sungai yang dangkal kemudian datang warga untuk mengganggu, maka yang salah warganya," ujarnya.
Baca juga: Warga Kotawaringin Timur dikagetkan buaya berjemur di sungai
Baca juga: Akibat diterkam buaya warga Ketapang Kalbar ditemukan meninggal
Oleh karena itu, Hasmuni menyatakan pihaknya memberikan sosialisasi dan imbauan kepada warga, terlebih yang tinggal di bantaran sungai agar tidak lengah dan selalu waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjadi korban serangan buaya.
Selain itu pihaknya juga memasang tanda bahaya dan larangan beraktivitas di sejumlah titik di Sungai Palu dan Teluk Palu karena menjadi lokasi buaya berkeliaran agar terhindar dari ancaman serangan buaya.
"Berdasarkan hasil penelitian tahun 2018, ada 36 ekor buaya yang tinggal dan hidup serta berkembang biak di Sungai Palu. Beberapa waktu lalu lima ekor telah ditangkap sehingga sampai saat ini tersisa 31 ekor," tambahnya.
Baca juga: Tiga buaya muncul di Sungai Cirarab Tangerang, BPBD-BKSDA cek lokasi
Baca juga: Hili berhasil lepaskan kalung ban di buaya penghuni Sungai Palu
Kepala BKSDA Provinsi Sulteng Hasmuni Hasmar di Palu, Senin, mengatakan memberi makan dan mengganggu dengan mengajak bermain buaya di Sungai Palu dapat membahayakan keselamatan nyawa warga karena buaya termasuk kategori satwa liar dan buas.
"Kalau cuaca panas biasa buaya berjemur di permukaan sungai yang dangkal. Kalau sudah berjemur warga berkumpul untuk bermain dan memberinya makan ayam. Kalau sudah diberi makan, buaya akan mengingat tempat dia diberi makan dan akan selalu datang ke situ supaya diberi makan. Itu dapat membahayakan keselamatan warga," katanya.
Baca juga: BKSDA: Buaya di Sungai Palu tidak ditangkap terkait kearifan lokal
Ia mengatakan buaya di Sungai Palu tidak perlu diberi makan sebab di Sungai Palu terdapat makanan satwa tersebut. Selain itu buaya tidak boleh diajak bermain sebab apa yang dilakukan oleh warga meski niatnya ingin mengajak bermain dianggap oleh buaya sebagai ancaman.
Jika merasa terancam buaya akan melakukan perlawanan atau perlindungan dengan cara melakukan penyerangan.
"Kalau buaya tersebut keluar dari habitatnya di Sungai Palu dan naik ke pemukiman maka mengancam keselamatan dan keamanan warga sehingga akan kami tembak. Namun jika buaya hanya berjemur di permukaan sungai yang dangkal kemudian datang warga untuk mengganggu, maka yang salah warganya," ujarnya.
Baca juga: Warga Kotawaringin Timur dikagetkan buaya berjemur di sungai
Baca juga: Akibat diterkam buaya warga Ketapang Kalbar ditemukan meninggal
Oleh karena itu, Hasmuni menyatakan pihaknya memberikan sosialisasi dan imbauan kepada warga, terlebih yang tinggal di bantaran sungai agar tidak lengah dan selalu waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjadi korban serangan buaya.
Selain itu pihaknya juga memasang tanda bahaya dan larangan beraktivitas di sejumlah titik di Sungai Palu dan Teluk Palu karena menjadi lokasi buaya berkeliaran agar terhindar dari ancaman serangan buaya.
"Berdasarkan hasil penelitian tahun 2018, ada 36 ekor buaya yang tinggal dan hidup serta berkembang biak di Sungai Palu. Beberapa waktu lalu lima ekor telah ditangkap sehingga sampai saat ini tersisa 31 ekor," tambahnya.
Baca juga: Tiga buaya muncul di Sungai Cirarab Tangerang, BPBD-BKSDA cek lokasi
Baca juga: Hili berhasil lepaskan kalung ban di buaya penghuni Sungai Palu
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: