Ambon (ANTARA News) - Perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Maluku antara lain PT Dok Wayame, PT Bank Maluku, PT Pala Banda, dan PD Panca Karya harus menjadi mesin pencetak uang untuk membiayai pembanguan daerah setempat.

"Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita masih sangat minim sehingga diharapkan empat BUMD itu bisa menjadi mesin pencetak uang untuk membelanjakan berbagai pembangunan di daerah ini, "kata Wakil Gubernur Maluku Said Assagaff, di Ambon, Sabtu.

Ia mengakui dari empat BUMD tersebut, PT Dok Wayame dan PT Bank Maluku lebih maju dibanding, PT Pala Banda dan PD Panca Karya.

"Realisasi pendapatan PT Dok Wayame tahun 2010 mencapai Rp10,014 miliar, melebihi target yang ditentukan sebesar Rp7 miliar. " ujarnya.

Menurutnya, pencapain penerimaan tersebut didapat dari pekerjaan perbaikan sejumlah kapal milik PT ASDP dan kapal milik KPLP.

"Kami optimistis prospek PT Dok Wayame ke depan semakin membaik, karena didukung penetapan Maluku sebagai lumbung ikan nasional, sehingga membuka peluang perbaikan kapal semakin banyak," katanya.

Ia meniali PT Bank Maluku pertumbuhan semakin baik dengan dibukanya kantor cabang di seluruh kabupaten/kota di daearah itu.

Assagaff menyatakan, Pemprov akan mengevaluasi PT Pala Banda dan PD Panca Karya mengingat kontribusi PAD belum signifikan seperti yang diharapkan.

"Kita akan bentuk tim untuk mengevaluasi kedua perusahaan itu, sekaligus pembenahan manejemen," katanya.

PD Panca Karya menurut Wagub, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, belum memenuhi target PAD seperti yang diharapkan, tercatat tahun 2010 hanya mampu merealisasikan PAD Rp900 juta dari target Rp1,7 miliar, menurun dibanding tahun 2009 yang mencapai Rp 2,5 miliar.

"Kita akan evaluasi sehingga diharapkan dua tahun mendatang kedua perusahaan ini bisa berkontribusi seperti halnya PT Bank Maluku dan PT Dok Wayame," kata Wagub Assagaff.