KKP transfer teknologi kemasan "biodegradable" rumput laut ke UKM
20 Februari 2022 16:42 WIB
Ilustrasi - Petani rumput laut menunjukan rumput laut hasil panennya yang dijual di Pasar Laino, Muna, Sulawesi Tenggara. ANTARA FOTO/Jojon/hp/aa.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah melakukan transfer teknologi pembuatan kemasan plastik biodegradable atau mudah terurai yang terbuat dari komoditas rumput laut ke berbagai UKM di Tanah Air.
"Kami telah melakukan transfer teknologi kemasan rumput laut kepada beberapa pelaku usaha antara lain UKM Pusaka Hati (Mataram), UKM Setiabudi (Lombok Tengah), Mina Horti (Lombok Timur), UKM Saluyu (Sukabumi), dan CV Panda Food (Sleman)," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Pihaknya telah melakukan perekayasaan kemasan berbasis rumput laut sejak tahun 2016 dalam bentuk edible film dan edible coating, serta dalam bentuk kemasan biodegradable pada tahun 2019. Apalagi Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara penghasil rumput laut terbesar di mancanegara.
Dengan teknologi tersebut, lanjutnya, Indonesia berpotensi menjawab permasalahan sampah plastik baik regional maupun global.
Sejumlah UKM seperti UKM Pusaka Hati, tambah Artati, sudah memproduksi massal kemasan biodegradable Seaweed Bag. Sedangkan UKM lain menerapkan edible coating untuk kemasan dodol rumput laut.
Baca juga: Tekan impor, KKP dorong inovasi rumput laut
Dirjen PDSPKP mengemukakan guna mendorong penerapan rumput laut sebagai pengganti kemasan plastik, KKP juga terus melakukan penyempurnaan inovasi.
Terkini, kata dia, Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), UPT Ditjen PDSPKP menggandeng tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad).
"Kita berdiskusi dalam pengembangan kemasan biodegradable berbasis rumput laut yang terjangkau dan bisa diterapkan secara masif," jelasnya.
Kepala BBP3KP KKP Widya Rusyanto mengungkapkan sejumlah aspek yang perlu ditingkatkan dalam penyempurnaan kemasan biodegradable ini yaitu teknik pencetakan, teknik pengeringan, serta karakteristik kemasan dalam menahan laju transmisi uap air.
"Penyempurnaan kemasan ramah lingkungan tentu bukan pekerjaan yang mudah jika hanya dilakukan oleh satu institusi saja, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak," ujar Widya.
Baca juga: KKP kembangkan inovasi komoditas rumput laut sebagai pupuk
"Kami telah melakukan transfer teknologi kemasan rumput laut kepada beberapa pelaku usaha antara lain UKM Pusaka Hati (Mataram), UKM Setiabudi (Lombok Tengah), Mina Horti (Lombok Timur), UKM Saluyu (Sukabumi), dan CV Panda Food (Sleman)," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Pihaknya telah melakukan perekayasaan kemasan berbasis rumput laut sejak tahun 2016 dalam bentuk edible film dan edible coating, serta dalam bentuk kemasan biodegradable pada tahun 2019. Apalagi Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara penghasil rumput laut terbesar di mancanegara.
Dengan teknologi tersebut, lanjutnya, Indonesia berpotensi menjawab permasalahan sampah plastik baik regional maupun global.
Sejumlah UKM seperti UKM Pusaka Hati, tambah Artati, sudah memproduksi massal kemasan biodegradable Seaweed Bag. Sedangkan UKM lain menerapkan edible coating untuk kemasan dodol rumput laut.
Baca juga: Tekan impor, KKP dorong inovasi rumput laut
Dirjen PDSPKP mengemukakan guna mendorong penerapan rumput laut sebagai pengganti kemasan plastik, KKP juga terus melakukan penyempurnaan inovasi.
Terkini, kata dia, Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), UPT Ditjen PDSPKP menggandeng tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad).
"Kita berdiskusi dalam pengembangan kemasan biodegradable berbasis rumput laut yang terjangkau dan bisa diterapkan secara masif," jelasnya.
Kepala BBP3KP KKP Widya Rusyanto mengungkapkan sejumlah aspek yang perlu ditingkatkan dalam penyempurnaan kemasan biodegradable ini yaitu teknik pencetakan, teknik pengeringan, serta karakteristik kemasan dalam menahan laju transmisi uap air.
"Penyempurnaan kemasan ramah lingkungan tentu bukan pekerjaan yang mudah jika hanya dilakukan oleh satu institusi saja, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak," ujar Widya.
Baca juga: KKP kembangkan inovasi komoditas rumput laut sebagai pupuk
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: