Beijing (ANTARA) - China mulai memberikan suntikan heterologous booster atau penguat yang menggunakan jenis vaksin berbeda dengan dosis pertama dan kedua pada Sabtu di tengah pesatnya penularan COVID-19 varian Omicron.

Masyarakat yang menerima vaksin inaktif produk Sinopharm atau Sinovac atau CanSinoBio dapat memilih suntikan booster dengan vaksin yang sama atau berbeda, demikian menurut keterangan Wu Liangyou dari Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) kepada pers.

Suntikan heterologous booster tersebut hanya diberikan kepada warga masyarakat usia 18 tahun ke atas yang sudah menerima suntikan dosis lengkap setidaknya dalam enam bulan terakhir.

Keputusan tersebut diambil di tengah pesatnya penularan Omicron di berbagai negara dan atas pertimbangan hasil penelitian yang menyatakan bahwa vaksinasi heterologous booster bisa memberikan perlindungan lebih baik pada tubuh dalam menghadapi berbagai varian COVID-19.

Dibandingkan dengan varian Delta, penularan Omicron dua kali lipat lebih tinggi , demikian Wu.

Lebih dari lima juta penduduk China telah menerima suntikan penguat dengan jenis vaksin yang sama.

Heterologous booster juga telah dilakukan di berbagai negara, seperti Amerika Serikat dan Argentina.

Di China ada dua jenis vaksin yang bisa digunakan sebagai heterologous booster, yakni produk dari Anhui Zhifei Longcom dan CanSinoBio.

Baca juga: Penelitian China: vaksin 'booster' heterolog tingkatkan efek kekebalan
Baca juga: China setujui uji klinis vaksin mRNA untuk "booster"
Baca juga: Vaksinasi booster dikebut, obor Olimpiade Musim Dingin tiba di Beijing