Yogyakarta (ANTARA News) - Lebih dari 50 persen perlintasan kereta api di Daerah Operasional VI Yogyakarta tergolong rawan karena tidak dijaga.

"Jumlah perlintasan sebidang di Daerah Operasional VI Yogyakarta adalah sekitar 500 titik, dan 300 titik di antaranya tidak dijaga," kata Kepala Humas PT Kereta Api (KA) Daerah Operasional (Daop) VI Yogayakarta Eko Budiyanto di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, meskipun terdapat sekitar 300 lintasan yang tidak dijaga, namun di perlintasan tersebut telah dilengkapi dengan rambu-rambu agar masyarakat tetap waspada dan berhati-hati saat melintas.

Ia mengatakan, kereta api adalah kendaraan yang spesifik sehingga harus tetap didahulukan perjalanannya dibanding kendaraan lain dan palang pintu perlintasan dibuat untuk mengamankan perjalanan kereta api.

"Kami selalu mengatakan bahwa perlintasan adalah daerah yang rawan, sehingga masyarakat perlu terus berhati-hati saat melintasinya. Terlebih, saat angkutan Lebaran, frekuensi perjalanan kereta api akan bertambah," paparnya.

Selama angkutan Lebaran, frekuensi perjalanan kereta api di Daerah Operasional VI Yogyakarta akan bertambah sebanyak 28 kali per hari.

Selain palang pintu yang tidak dijaga, Eko menambahkan, terdapat cukup banyak perlintasan liar yang dibuat oleh masyarakat hanya dengan tujuan untuk memudahkan akses perjalanan.

"Padahal, untuk membuat perlintasan harus ada izin dari Menteri Perhubungan sehingga tidak bisa dilakukan sembarangan. Kami pun tidak menghitungnya. Tetapi dipastikan jumlahnya cukup banyak," ucapnya.

Upaya yang telah dilakukan PT Kereta Api untuk meminimalisir jumlah perlintasan liar di sepanjang jalur rel adalah dengan menutup perlintasan tersebut dengan potongan rel yang sudah tidak dipakai.

"Rel akan dibuat melintang sehingga warga tidak bisa melintas. Jika dibiarkan, perlintasan itu akan semakin besar. Tidak hanya menjadi jalan setapak, tetapi bisa juga menjadi jalan kendaraan roda empat," katanya.

Sementara itu, menjelang angkutan lebaran, PT KA Daop VI juga melakukan perbaikan dan perawatan terhadap rel kereta api, sinyal, lokomotif, gerbong, dan juga fasilitas umum di stasiun.

"Pada `H-10` Lebaran, seluruh perawatan dan perbaikan tersebut sudah harus rampung. Diharapkan, perjalanan kereta api untuk angkutan Lebaran pun lancar," ujarnya, berharap.

Sementara itu, Manajer Sinyal dan Telekomunikasi PT KA Daop VI Kasdjaya mengatakan, seluruh titik sinyal yang berjumlah 36 titik di wilayah tersebut mendapatkan perawatan.

"Sinyal merupakan bagian penting dari perjalanan kereta api, sehingga perlu dirawat. Kerusakan sinyal bisa menghambat perjalanan kereta, sehingga kereta bisa saja datang terlambat," katanya.

Di wilayah Daop VI, terdapat dua jenis sinyal untuk mengamankan perjalanan kereta api, yaitu sinyal elektrik yang berada di Stasiun Lempuyangan hingga Stasiun Jenar, serta di Stasiun Solo Balapan, serta dari Maguwo hingga Purwosari masih menggunakan sinyal mekanik.

(E013/C004)