Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar modal, Ifan Kurniawan, memperkirakan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) butuh waktu untuk bisa mencapai angka 4.000 poin, karena pengaruh pasar global terhadap para pelaku masih tinggi.

Para pelaku pasar masih khawatir terhadap gejolak pasar global mengakibatkan mereka kembali melepas saham, setelah sebelumnya menguat tajam, katanya di Jakarta, Kamis.

Ifan, yang juga analis PT First Asia Capital, mengatakan bahwa aksi lepas saham itu terutama dilakukan oleh pelaku pasar lokal, karena mereka ingin mencari untung.

Kenaikan harga saham yang hanya sekitar dua sampai tiga poin maka para pelaku pasar akan segera melepasnya, katanya.

Menurut dia, pelaku pasar asing masih hati-hati untuk bermain saham di pasar domestik, mereka menunggu kepastian akan pertumbuhan ekonomi global yang masih tak menentu.

Oleh karena itu, ia menilai, pergerakan indeks BEI masih belum dapat dipastikan untuk mencapai angka 4.000 poin pada bulan ini atau bulan depan.

Meski demikian, IHSG BEI masih berpeluang untuk dapat mencapai level tersebut, karena sejumlah saham unggulan terkoreksi cukup dalam.

Sejak tiga hari lalu saham-saham unggulan mendapat tekanan pasar, meski ada ruang untuk kembali menguat, ucapnya.

IHSG BEI sebelumnya mencapai 3.861 poin, turun 37,340 menjadi 3.826.61 poin, setelah sejumlah saham unggulan terkoreksi. "Kami memperkirakan peluang indeks untuk naik masih ada, karena pelaku pasar akan kembali menginvestasikan dananya di pasar domestik," katanya.

Apalagi, ia menambahkan, Indonesia masih merupakan pasar potensial yang menarik yang memberikan imbal hasil yang lebih baik, karena itu pergerakan indeks BEI ke depan masih berpeluang untuk menguat kembali hingga mencapai angka 4.200 poin.
(T.H-CS/S004)