Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negata (BUMN) Erick Thohir dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menandatangani kerja sama peningkatan kemandirian ekonomi umat.

"Implementasi kerja sama antara badan usaha punya NU dan BUMN punya Indonesia," kata Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Erick menegaskan para ahli di BUMN juga bakal dilibatkan untuk mendampingi Badan Usaha Milik NU (BUMNU), baik dari sisi pemasaran, perbaikan produk hingga digitalisasi.

Dia pun berharap kerja sama ini bisa menjadi penyeimbang perekonomian. Sehingga, komoditas yang dihasilkan akan terus mengalami kenaikan.

"Kebetulan kami BUMN juga memproduksi gula, daging, kelapa sawit, dan lain-lain. Ini bisa dijadikan penyeimbang," ucap Erick.

Baca juga: Erick Thohir: Program BUMN antarkan pesantren jadi mercusuar peradaban

Baca juga: Erick Thohir ingin Indonesia jadi negara yang ekonomi kreatifnya maju


Erick menjelaskan pandemi COVID-19 tak hanya menekan sendi-sendi kesehatan tapi juga perekonomian. Dia pun berharap BUMN harus bisa mengintervensi kesenjangan ekonomi yang terjadi.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Gus Yahya mengatakan Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama bakal melibatkan sekurang-kurangnya 130 PCNU se-Indonesia. Selain itu, PBNU juga hendak mendidik 10 ribu wirasantri.

"Insya Allah nanti akan kita bangun 250 BUMNU dan akan kita didik sekurang-kurangnya 10 ribu wirasantri," tutur Gus Yahya.

Penandatangan kerja sama itu dilakukan di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil, Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (17/2), dirangkaikan dengan puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-99 yang bertajuk 'Merawat Jagat, Membangun Peradaban'.