Bengaluru (ANTARA) - Sebagian besar mata uang Asia bergerak lebih tinggi pada perdagangan Jumat sore, karena investor berhati-hati fokus kepada ketegangan Rusia-Ukraina, sementara rupee India pulih dari serentetan kerugian baru-baru in bangkit menyentuh level tertinggi lebih dari satu minggu.
Di antara ekuitas regional, saham di Jakarta (IDX) naik 0,8 persen mencapai rekor tertinggi, setelah data menunjukkan bahwa ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu mencatat surplus transaksi berjalan tahunan untuk pertama kalinya dalam satu dekade.
Rupiah melemah sekitar 0,2 persen, karena data yang menunjukkan tanda-tanda percepatan dalam rencana pengetatan moneter Federal Reserve AS mendorong arus keluar dari obligasi dari negara tersebut.
Secara global, investor ditenangkan dengan harapan solusi diplomatik pada kebuntuan Timur-Barat atas Ukraina dari pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akhir pekan depan.
"Tanpa resolusi yang jelas dalam waktu dekat, ketidakpastian untuk invasi potensial (Ukraina) cukup untuk menjaga pelaku pasar menghindari aset berisiko, sementara berbondong-bondong ke safe-haven," kata analis dari IG Group dalam sebuah catatan penelitian.
Meningkatnya ketegangan lintas batas, bersama dengan kekhawatiran inflasi global, telah membebani pasar negara berkembang Asia sejak pekan lalu, dengan sikap hawkish Fed untuk memerangi inflasi yang lebih tinggi menambah tekanan lebih lanjut.
Dolar Singapura, dolar Taiwan dan ringgit Malaysia diperdagangkan datar, sementara peso Filipina menguat 0,2 persen terhadap greenback.
Rupee India terapresiasi 0,4 persen hingga mencapai 74,813 per dolar, level tertinggi sejak 9 Februari, setelah turun sekitar 0,8 persen selama seminggu terakhir. Rupee ditetapkan untuk mencatat kenaikan mingguan 0,7 persen, terbaik tahun ini.
Baht Thailand, mata uang berkinerja terbaik di kawasan ini sepanjang tahun ini, melemah sekitar 0,1 persen pada Jumat, tetapi berada di jalur untuk minggu terbaiknya sejak 28 Januari, dalam kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Banyak ekuitas Asia melemah, dengan indeks acuan Malaysia (KLSE), Filipina (PSI) dan Taiwan (TWII) jatuh di kisaran 0,2 persen dan 0,4 persen.
KOSPI Korea Selatan naik tipis 0,02 persen setelah kehilangan 1,2 persen dan ditetapkan untuk penurunan mingguan kedua atas risiko Ukraina dan lonjakan kasus COVID-19 harian, bahkan ketika pihak berwenang mengatakan mereka akan sedikit mengurangi pembatasan. Namun memulihkan kerugiannya di akhir sesi perdagangan menjadi naik sedikit.
Saham Singapura (STI) turun 0,2 persen menjelang laporan anggaran fiskal 2022.
Baca juga: Rupiah ditutup turun tipis, tertekan naiknya ketegangan Rusia-Ukraina
Baca juga: Yen naik, bitcoin terpukul, kekhawatiran Ukraina buat investor gugup
Baca juga: BI : Neraca pembayaran RI 2021 tetap baik, surplus 13 miliar dolar
Mata uang Asia sebagian besar naik tipis, fokus risiko Rusia-Ukraina
18 Februari 2022 16:13 WIB
Ilustrasi - Mata uang Asia. ANTARA/Shutterstock/pri.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: