Jambi (ANTARA News) - Polisi menahan 18 warga Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi pasca-bentrokan antara warga dengan aparat Brimob yang berjaga di lahan perkebunan PT Asiatik.

Kapolres Batanghari, AKBP Tjahyono Saputro, melalui Kasat Reskrim AKP H Soekamto saat dikonfirmasi dari Jambi Rabu mengatakan, awalnya kepolisian tidak bermaksud menangkap 18 warga itu, namun karena mencoba melawan maka mereka sementara ini diamankan di Mapolsek untuk pengembangan kasusnya.

Ke-18 warga saat kejadian bentrokan dengan anggota Brimob di Dusun Beruang Desa Bungku, Kabupaten Batanghari pada Selasa (9/8) mencoba melakukan perlawanan karena saat itu polisi bermaksud untuk mengambil dua unit senjata api milik anggota Brimob yang dirampas saat bentrokan terjadi.

Setelah suasana teredam kemudian anggota Polres Batanghari hendak ke rumah Zainal, salah satu diantara 18 warga yang ditangkap untuk mengambil senjata api milik polisi yang dirampas dan disimpan dirumah tersebut.

Saat polisi sudah mengambil kedua pucuk senjata yang dirampas warga ada salah satu anggota keluarga Zainal yang melakukan perlawanan dan mengancam polisi yang ada disana menggunakan senjata tajam jenis pisau. Tindakan itu juga diikuti belasan warga lainnya hingga suasana kembali memanas.

Pada saat suasana memanas dan polisi mulai terdesak oleh warga yang mulai mengamuk, kemudian polisi melepaskan tembakan peringatan keudara tetapi tidak dihiraukan mereka. Semua tetap berusaha untuk melakukan perlawanan terhadap polisi menggunakan senjata tajam dan senjata pemukul.

Tindakan masyarakat yang tidak mengindahkan tembakan peringatan serta nyawa anggota kepolisian yang sudah terancam membuat mereka akhirnya melakukan pengejaran dan penangkapan terhadap ke-18 warga.

Ke-18 warga tersebut saat ini dalam proses pemeriksaan dan untuk menjaga situasi di dusun tersebut Polres Batanghari dibantu Polda Jambi sudah menurunkan personilnya dilokasi kejadian.

Aksi bentrok antara warga dengan anggota Brimob yang berjaga dilahan perkebunan PT Asiatik tersebut mengakibatkan beberapa warga dan dua anggota Brimob mengalami luka akibat peluru dan senjata tajam.

Sementara itu informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bentrokan tersebut berawal dari penangkapan mobil warga yang mengangkut buah kelapa sawit oleh Brimob yang bertugas melakukan pengamanan di lokasi perkebunan PT Asiatik tersebut.

Merasa tidak terima dengan penangkapan yang dinilai sepihak tersebut ratusan warga mendatangi tempat penangkapan dan meminta agar kelapa sawit beserta kendaraannya dibebaskan. Namun permintaan mereka tidak dipenuhi sehingga sempat terjadi bentrokan awal dan bisa diredam.

Dalam aksi tersebut warga berhasil merampas dua pucuk senjata milik anggota Brimob hingga permasalahan ini semakin meruncing dan akhirnya antara Brimob dan masyarakat sepakat mengadakan perdamaian. Dimana masyarakat mengembalikan senjata milik Brimob yang dirampas masyarakat begitu juga dengan Brimbo harus membebaskan mobil yang ditahan Brimob.

Kedua belah pihak sepakat bertemu dalam pertemuan tersebut dan masyarakat menyerahkan dua pucuk senjata yang dirampas. Namun, pihak Brimob tetap tidak melepaskan mobil bahkan kembali menahan salah seorang yang diduga pemilik kendaraan tersebut.

Situasi kembali memanas dan akhirnya bentrokan pun tidak terhindarikan lagi. Aksi saling tembak menembak tidak terhindarkan dan informasinya masyarakat menggunakan senjata rakitan yang akhirnya beberapa orang dari mereka dan dua orang Brimob terluka.

(N009/S026)