Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Presidensi G20 Indonesia mendorong tiga langkah konkret untuk memperkuat arsitektur kesehatan global demi pemulihan lebih cepat dan dunia lebih siap menghadapi krisis.

“Jadi penguatan arsitektur kesehatan global selama Presidensi Indonesia tidak hanya penting bagi lokal namun juga perlu bagi kita semua. Kita akan membahas tiga isu prioritas,” katanya dalam Agenda G20 di Jakarta, Kamis.

Langkah konkret yang pertama adalah komitmen membangun ketahanan sistem kesehatan global yang membutuhkan mobilisasi sumber daya kesehatan dan keuangan yang esensial.

Hal itu dilakukan melalui pencegahan, kesiapsiagaan dan merespon pandemi atau Prevention, Prepardness and Response (PPR) sekaligus peningkatan sistem pengawasan kesehatan global.

Langkah konkret kedua adalah melakukan harmonisasi standar protokol kesehatan global untuk mendorong mobilitas masyarakat di seluruh dunia dan kembali menggerakkan ekonomi tanpa menimbulkan risiko.

Harmonisasi standar protokol kesehatan global ini akan mencakup harmonisasi pedoman kesehatan global serta konektivitas sistem informasi kesehatan antarnegara yang berbeda atau perjalanan internasional.

Langkah konkret yang terakhir adalah memperluas manufaktur global dan Knowledge Hub untuk Prevention, Prepardness and Response (PPR).

Langkah tersebut mencakup perluasan pusat manufaktur global untuk vaksin, terapi dan diagnostik ke negara-negara berkembang serta berbagi pengetahuan untuk PPR dalam krisis kesehatan.

Di sisi lain, Sri Mulyani menuturkan langkah kesiapan PPR akan sangat membutuhkan pendanaan yang memadai, berkelanjutan dan terkoordinasi dengan lebih baik sehingga memerlukan kerja sama.

Kerja sama ini meliputi antara aktor kesehatan global dan pembuat keputusan keuangan untuk mengatasi perkembangan tindakan medis yang penting termasuk pengembangan penemuan dan pengiriman alat kesehatan baru serta untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan.

Baca juga: RI ajak semua negara perkuat arsitektur kesehatan global
Baca juga: Kala Indonesia cermati arsitektur kesehatan dunia dalam G20
Baca juga: Mahalnya biaya kesehatan saat pandemi dan reaksi negara G20