Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama meneken nota kesepahaman (MoU) dengan Farmalab untuk akselerasi pembentukan lembaga pemeriksa halal di 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia.

"Kehadiran PTKIN untuk membantu melakukan sertifikasi halal sangat penting sebagai bentuk tanggung jawab akademik dan pengabdian kepada masyarakat," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam Kemenag, Ali Ramdhani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Dhani mengatakan tindak lanjut dari MoU akan dilaksanakan pelatihan sertifikasi dan uji kompetensi auditor halal yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam waktu dekat.

Baca juga: BPJPH dorong LPH lakukan terobosan untuk perkuat ekosistem halal

Selain itu, PTKIN dengan Farmalab juga akan membuat laboratorium berstandar ISO 17025 dengan skema Build Operate Transfer (BOT). Hal ini untuk mengejar sertifikasi 15 juta UMKM oleh Kementerian Agama.

"Salah satu kerja sama PTKIN dengan Farmalab diwujudkan untuk pengawalan pembentukan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH)," kata dia.

Saat ini sudah ada 284 calon auditor halal yang berasal dari 41 PTKIN dengan latar belakang pendidikan kimia, biologi, dan teknologi pangan, yang nantinya dilatih sebagai auditor halal oleh BPJPH.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Amin Suyitno mengatakan selain akselerasi LPH untuk mendukung sertifikasi halal, MoU dengan Farmalab juga akan ditingkatkan bagi pembangunan rintisan rumah sakit pendidikan pada program studi (Prodi) Ilmu Kedokteran dan Kesehatan di beberapa PTKIN yang bertransformasi menjadi UIN.

Baca juga: Kemenag bagikan cara urus sertifikasi halal bagi para pelaku UMKM

Baca juga: Indonesia Halal Watch kritisi ketiadaan LPH


"Transformasi kelembagaan menjadi UIN yang di dalamnya terdapat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan harus didukung dengan ketersediaan Rumah Sakit Pendidikan," kata dia.

Menurut Suyitno, PTKIN yang telah memiliki Rumah Sakit Pendidikan baru UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. Bahkan, laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Jakarta mendapat pengakuan WHO sebagai laboratorium terbaik dalam layanan COVID-19.

Sementara itu, yang sedang membangun Rumah Sakit Pendidikan, yakni UIN Alauddin Makasar dan yang sedang melakukan re-desain infrastruktur Rumah Sakit Pendidikan adalah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.