Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan beragam manfaat minyak dan gas bumi (migas) dalam program transisi energi nasional yang kini sedang dijalankan oleh pemerintah Indonesia.
"Gas bumi juga menjadi bahan bakar pembangkit untuk energi baru terbarukan yang intermitten. Migas juga berperan dalam pemenuhan kebutuhan domestik, antara lain bahan bakar transportasi, bahan baku dan bahan bakar di industri, serta bahan bakar di rumah tangga," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis.

Pada periode transisi energi, bahan bakar fosil berupa minyak, gas bumi, dan batu bara masih memiliki peran penting untuk dikembangkan sebelum energi yang lebih bersih tersedia.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan minyak bumi masih menjadi energi utama untuk transportasi, sebelum digantikan dengan kendaraan listrik, serta gas bumi dapat dimanfaatkan untuk energi transisi sebelum energi baru terbarukan 100 persen di pembangkit listrik.

Baca juga: Kadin berharap pemerintah kota buat peta jalan capai nol emisi karbon
Pemerintah terus mendukung peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 BSCFD pada tahun 2030.

Strategi yang dilakukan untuk peningkatan produksi dan cadangan migas adalah optimasi produksi lapangan eksisting, transformasi resources to production, mempercepat chemical EOR, serta eksplorasi secara masif untuk penemuan besar, termasuk penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk lapangan-lapangan migas.

Transisi energi merupakan proses panjang yang harus dilakukan oleh negara-negara di dunia untuk menekan emisi karbon yang dapat menyebabkan perubahan iklim.

Kesepakatan dalam transisi energi bertujuan untuk menuju ke titik yang sama yaitu pemanfaatan energi bersih yang terus meningkat. Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa Indonesia akan mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Menteri ESDM Arifin menjelaskan emisi sektor energi Indonesia pada tahun 2021 sebesar 530 juta ton karbon dioksida. Sementara tingkat emisi pada 2060 sebesar 401 juta ton karbon dioksida melalui skenario NZE yang berasal dari sektor industri dan transportasi.

"Saat ini tim NZE Kementerian ESDM masih melakukan pendalaman roadmap melalui pendetailan dari sisi suplai dan demand, serta melakukan exercise untuk menentukan target penurunan emisi optimal dari sektor energi pada 2060," kata Menteri ESDM Arifin.

Baca juga: Menteri Arifin paparkan peta jalan transisi energi RI ke Bank Dunia