Mora gelar pelatihan konservasi kelautan bagi perempuan Raja Ampat
17 Februari 2022 14:22 WIB
Peserta pelatihan konservasi dan kelautan bagi perempuan Raja Ampat oleh Mora di kampung Yenbabo Priwen, Kamis (17/2/2022). ANTARA/Ernes Broning Kakisina/am.
Sorong (ANTARA) - Molobin Raja Ampat (Mora) atau himpunan penyelam perempuan Raja Ampat menggelar pelatihan dasar konservasi dan kelautan guna meningkatkan pengetahuan kaum perempuan pada enam kampung wisata di kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata Raja Ampat, Papua Barat Klasina Rumbekwan dalam pembukaan kegiatan Kamis berharap kaum perempuan menjadi motor penggerak konservasi di daerah destinasi wisata dunia itu.
Pelatihan yang digelar terpusat di kampung Yenbabo Priwen diikuti oleh kaum perempuan perwakilan kampung Kurkapa Sawinggrai, kampung Sawendarek, kampung Yenbeser, kampung Yembekwan, kampung Priwen, kampung Sapokren, dan juga kampung Arborek sebagai pendukung.
Kegiatan pelatihan tersebut dibiayai oleh program Blue Abadi Fund dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam hal ini Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat, dan Yayasan Konservasi Indonesia.
Klasina memberikan apresiasi kepada Mora yang menginisiasi pelatihan kelas konservasi dan kelautan bagi perempuan Raja Ampat karena tanpa disadari bahwa selama ini kaum perempuan punya peran penting dalam kemajuan pariwisata di Raja Ampat.
Baca juga: Lima penyu raksasa mendarat bertelur di Raja Ampat
Baca juga: Konservasi terumbu karang COREMAP-CTI resmi dimulai di Raja Ampat
Ketua Pelaksana Pelatihan, Githa Anathasia yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan bahwa pelatihan kelas konservasi dan kelautan ini dilakukan dengan satu harapan agar semakin banyak kaum perempuan terlibat dalam upaya pelestarian sumber daya alam di kabupaten Raja Ampat.
Githa berharap dengan pelatih ini, kaum perempuan Raja Ampat yang hadir sebagai peserta dapat menerapkan ilmu konservasi yang diperoleh di lingkungan keluarga maupun di kampung masing-masing.
Pembina Mora Meity Mongdong mengatakan, dalam keluarga perempuan adalah perawatan kehidupan sehingga suara kaum perempuan juga didengar dalam kehidupan sosial masyarakat.
Karena itu, kaum perempuan punya peran sangat penting dalam aktivitas konservasi di kabupaten Raja Ampat. Selain dapat memberikan pengetahuan konservasi bagi anak dalam keluarga, juga bisa menyuarakan pelestarian sumber daya alam di tengah kehidupan masyarakat.
"Saya memberikan apresiasi kepada rekan-rekan Mora sebab pelatihan ini sangat bermanfaat dan untuk memberdayakan kaum perempuan sebagai agen perubahan konservasi di Raja Ampat," tambah dia.
Baca juga: Warga Kampung Yenbekaki di Raja Ampat telah lepas 2.000 tukik ke laut
Baca juga: Raja Ampat-Papua Barat miliki Pusat Informasi Konservasi
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata Raja Ampat, Papua Barat Klasina Rumbekwan dalam pembukaan kegiatan Kamis berharap kaum perempuan menjadi motor penggerak konservasi di daerah destinasi wisata dunia itu.
Pelatihan yang digelar terpusat di kampung Yenbabo Priwen diikuti oleh kaum perempuan perwakilan kampung Kurkapa Sawinggrai, kampung Sawendarek, kampung Yenbeser, kampung Yembekwan, kampung Priwen, kampung Sapokren, dan juga kampung Arborek sebagai pendukung.
Kegiatan pelatihan tersebut dibiayai oleh program Blue Abadi Fund dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam hal ini Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah (BLUD UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Kepulauan Raja Ampat, dan Yayasan Konservasi Indonesia.
Klasina memberikan apresiasi kepada Mora yang menginisiasi pelatihan kelas konservasi dan kelautan bagi perempuan Raja Ampat karena tanpa disadari bahwa selama ini kaum perempuan punya peran penting dalam kemajuan pariwisata di Raja Ampat.
Baca juga: Lima penyu raksasa mendarat bertelur di Raja Ampat
Baca juga: Konservasi terumbu karang COREMAP-CTI resmi dimulai di Raja Ampat
Ketua Pelaksana Pelatihan, Githa Anathasia yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan bahwa pelatihan kelas konservasi dan kelautan ini dilakukan dengan satu harapan agar semakin banyak kaum perempuan terlibat dalam upaya pelestarian sumber daya alam di kabupaten Raja Ampat.
Githa berharap dengan pelatih ini, kaum perempuan Raja Ampat yang hadir sebagai peserta dapat menerapkan ilmu konservasi yang diperoleh di lingkungan keluarga maupun di kampung masing-masing.
Pembina Mora Meity Mongdong mengatakan, dalam keluarga perempuan adalah perawatan kehidupan sehingga suara kaum perempuan juga didengar dalam kehidupan sosial masyarakat.
Karena itu, kaum perempuan punya peran sangat penting dalam aktivitas konservasi di kabupaten Raja Ampat. Selain dapat memberikan pengetahuan konservasi bagi anak dalam keluarga, juga bisa menyuarakan pelestarian sumber daya alam di tengah kehidupan masyarakat.
"Saya memberikan apresiasi kepada rekan-rekan Mora sebab pelatihan ini sangat bermanfaat dan untuk memberdayakan kaum perempuan sebagai agen perubahan konservasi di Raja Ampat," tambah dia.
Baca juga: Warga Kampung Yenbekaki di Raja Ampat telah lepas 2.000 tukik ke laut
Baca juga: Raja Ampat-Papua Barat miliki Pusat Informasi Konservasi
Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: