Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Kepolisian Resor (Polres) Parigi Moutong melakukan pemulihan psikologi terhadap keluarga korban yang meninggal dunia akibat tertembak dalam insiden unjuk rasa penolakan tambang di kabupaten itu.
"Kepolisian melakukan penyembuhan trauma, dengan maksud agar rasa trauma dialami keluarga korban pulih kembali," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah Kombes Pol Didik Supranoto di Tinombo Selatan, Parigi Moutong, Rabu.
Menurutnya, pemulihan trauma pasca-peristiwa tersebut penting dilakukan, agar perasaan keluarga korban dan warga sekitar tidak tertekan supaya tidak timbul depresi yang justru dapat mengganggu aktivitas mereka.
"Kami sangat berempati terhadap warga yang menjadi korban. Beberapa waktu lalu juga kami telah mendatangi rumah duka hingga proses pemakaman. Semoga dengan upaya ini suasana batin mereka lekas pulih," ucap Didik.
Selain memberikan penguatan psikologi, katanya, Kapolres dan sejumlah pejabat Polda Sulteng melakukan kegiatan preventif, di antaranya menyalurkan bantuan sosial kepada warga terdampak atas unjuk raja hingga pemblokiran jalan Trans Sulawesi di Desa Khatulistiwa, Kecamatan Tinombo Selatan.
Ia mengemukakan, secara umum situasi di wilayah Parigi Moutong dan tempat kejadian, hingga kini terkendali dan sangat kondusif.
Ia menambahkan, dari peristiwa tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat maupun kepolisian sekaligus introspeksi diri, agar hal-hal seperti ini ke depan tidak lagi terjadi.
"Ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Apa yang telah terjadi akan menjadi bahan evaluasi ke depan. Pada dasar Kepolisian secara konsisten memberikan pengayoman kepada masyarakat," demikian Didik.