Stok kedelai di beberapa pasar tradisional Yogyakarta kosong
16 Februari 2022 17:43 WIB
Dokumentasi. Pekerja mengolah kedelai untuk produksi tahu di Pasir Koja, Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/2/2022). . ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mengatakan harga kedelai baik kedelai impor maupun lokal di kota tersebut tidak mengalami kenaikan, namun stok di beberapa pasar tradisional sudah kosong selama beberapa hari.
"Dari pantauan di lapangan, harga kedelai masih normal. Tetapi di beberapa pasar mulai kosong. Bahkan di Pasar Prawirotaman stok kosong sejak Senin sampai hari ini," kata Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Riswanti di Yogyakarta, Rabu.
Sedangkan untuk harga, kedelai impor di pasar tradisional tetap dijual Rp12.000 per kilogram dan Rp16.500 untuk kedelai lokal.
Menurut dia, konsumsi kedelai di Kota Yogyakarta tidak terlalu besar karena jumlah perajin tahu dan tempe di kota tersebut juga tidak terlalu banyak.
Namun demikian, lanjut dia, stok kedelai di pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta diburu oleh perajin tahu dan tempe dari kabupaten lain di DIY saat stok kedelai di wilayah mereka kosong.
"Terutama di Pasar Beringharjo yang menjadi tempat ‘kulakan’. Banyak yang mengalihkan pembelian ke pasar ini saat kedelai di kabupaten lain mulai kosong atau harga naik," katanya.
Meskipun stok kedelai kosong dalam beberapa hari, namun hingga saat ini, Riswanti mengatakan, belum ada kelangkaan produk tahu dan tempe yang dijual di pasar tradisional di Kota Yogyakarta.
"Kalau untuk harga produk tahu dan tempe, kami tidak melakukan pemantauan karena kedua produk tersebut tidak masuk dalam jenis komoditas pokok yang harus dipantau secara rutin," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, pada tahun lalu sempat terjadi kelangkaan produk tahu dan tempe imbas dari mogoknya perajin karena harga kedelai yang mengalami kenaikan.
"Sempat selama satu atau dua hari tidak ada tahu dan tempe yang dijual di pasar. Kalau untuk kali ini, mudah-mudahan tidak sampai menyebabkan tahu dan tempe kembali langka," katanya.
Baca juga: Pengusaha tahu di Kediri kurangi produksi imbas harga kedelai mahal
Baca juga: Sejumlah usaha tahu di Aceh tutup karena mahalnya harga kedelai
Baca juga: Teten: Kacang koro dapat jadi pengganti kedelai hingga 60 persen
Baca juga: Anggota MUI dukung program budi daya kedelai mandiri di Sukabumi
"Dari pantauan di lapangan, harga kedelai masih normal. Tetapi di beberapa pasar mulai kosong. Bahkan di Pasar Prawirotaman stok kosong sejak Senin sampai hari ini," kata Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Riswanti di Yogyakarta, Rabu.
Sedangkan untuk harga, kedelai impor di pasar tradisional tetap dijual Rp12.000 per kilogram dan Rp16.500 untuk kedelai lokal.
Menurut dia, konsumsi kedelai di Kota Yogyakarta tidak terlalu besar karena jumlah perajin tahu dan tempe di kota tersebut juga tidak terlalu banyak.
Namun demikian, lanjut dia, stok kedelai di pasar-pasar tradisional di Kota Yogyakarta diburu oleh perajin tahu dan tempe dari kabupaten lain di DIY saat stok kedelai di wilayah mereka kosong.
"Terutama di Pasar Beringharjo yang menjadi tempat ‘kulakan’. Banyak yang mengalihkan pembelian ke pasar ini saat kedelai di kabupaten lain mulai kosong atau harga naik," katanya.
Meskipun stok kedelai kosong dalam beberapa hari, namun hingga saat ini, Riswanti mengatakan, belum ada kelangkaan produk tahu dan tempe yang dijual di pasar tradisional di Kota Yogyakarta.
"Kalau untuk harga produk tahu dan tempe, kami tidak melakukan pemantauan karena kedua produk tersebut tidak masuk dalam jenis komoditas pokok yang harus dipantau secara rutin," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, pada tahun lalu sempat terjadi kelangkaan produk tahu dan tempe imbas dari mogoknya perajin karena harga kedelai yang mengalami kenaikan.
"Sempat selama satu atau dua hari tidak ada tahu dan tempe yang dijual di pasar. Kalau untuk kali ini, mudah-mudahan tidak sampai menyebabkan tahu dan tempe kembali langka," katanya.
Baca juga: Pengusaha tahu di Kediri kurangi produksi imbas harga kedelai mahal
Baca juga: Sejumlah usaha tahu di Aceh tutup karena mahalnya harga kedelai
Baca juga: Teten: Kacang koro dapat jadi pengganti kedelai hingga 60 persen
Baca juga: Anggota MUI dukung program budi daya kedelai mandiri di Sukabumi
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: