G20 Indonesia
Deputi Keuangan dan Bank Sentral G20 bahas Komunike pemulihan ekonomi
16 Februari 2022 12:28 WIB
Poster terkait perhelatan internasional G20 dipasang pekerja di sekitar kawasan Kantor Pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan di Jakarta. ANTARA/HO-KKP/am.
Jakarta (ANTARA) - Deputi Keuangan dan Bank Sentral atau Finance and Central Bank Deputies (FCBD) G20 dalam pertemuan kedua pada 15-16 Februari 2022 mulai membahas Usulan Komunike Pertama (First Communique Drafting) tentang pemulihan ekonomi.
Usulan Komunike tersebut selanjutnya akan dibahas dalam pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) pada 17-18 Februari 2022
“Sangat penting bagi negara-negara anggota G20 untuk menunjukan kepemimpinan dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia, serta dalam memperkuat koordinasi sektor keuangan dan kesehatan. Hal ini tentunya untuk mencapai pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Wempi Saputra yang merupakan perwakilan Presidensi G20, dalam keterangan resmi, Rabu.
Komunike yang dirumuskan berkaitan dengan upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi. Pasalnya, meskipun pertumbuhan ekonomi telah positif dalam beberapa kuartal terakhir, tetapi beberapa risiko masih membayangi perekonomian global, seperti kemunculan varian baru COVID-19 dan distribusi vaksin yang belum merata.
"Diskusi G20 Jalur Keuangan akan mengupayakan strategi pemulihan ekonomi jangka panjang untuk pencegahan, kesiagaan, dan respon yang lebih baik untuk potensi pandemi di masa depan. Melalui pertemuan FCBD dua hari ini, forum juga akan membahas skema bantuan restrukturisasi utang untuk negara miskin sebagai salah satu agenda, guna memperkuat ketahanan finansial negara tersebut," tambah Wempi.
Komunike merupakan komitmen dan pernyataan bersama para anggota forum G20 yang ingin disampaikan kepada publik terkait isu-isu global terkini.
Selanjutnya, Komunike akan menjadi landasan untuk dibahas lebih lanjut dalam forum Kelompok Kerja (Working Group), yang terdiri dari enam agenda, yaitu perekonomian dan kesehatan global, arsitektur keuangan internasional, isu sektor keuangan, keuangan berkelanjutan, infrastruktur, dan perpajakan internasional.
Dengan kasus baru COVID-19 yang masih meningkat, rangkaian pertemuan G20 di tahun 2022 masih dilakukan secara hybrid atau fisik dan virtual, dengan protokol kesehatan yang ketat untuk pertemuan fisik.
Pertemuan G20 di tahun ini tidak hanya dihadiri oleh negara anggota, namun juga beberapa negara undangan seperti Singapura dan Uni Emirat Arab, serta sembilan organisasi internasional seperti Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Asian Development Bank (ADB), European Investment Bank (EIB), Financial Action Task Force (FATF), Financial Stability Board, Global Infrastructure Hub (GI Hub), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), World Bank, dan World Health Organization (WHO).
Usulan Komunike tersebut selanjutnya akan dibahas dalam pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) pada 17-18 Februari 2022
“Sangat penting bagi negara-negara anggota G20 untuk menunjukan kepemimpinan dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia, serta dalam memperkuat koordinasi sektor keuangan dan kesehatan. Hal ini tentunya untuk mencapai pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Wempi Saputra yang merupakan perwakilan Presidensi G20, dalam keterangan resmi, Rabu.
Komunike yang dirumuskan berkaitan dengan upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi. Pasalnya, meskipun pertumbuhan ekonomi telah positif dalam beberapa kuartal terakhir, tetapi beberapa risiko masih membayangi perekonomian global, seperti kemunculan varian baru COVID-19 dan distribusi vaksin yang belum merata.
"Diskusi G20 Jalur Keuangan akan mengupayakan strategi pemulihan ekonomi jangka panjang untuk pencegahan, kesiagaan, dan respon yang lebih baik untuk potensi pandemi di masa depan. Melalui pertemuan FCBD dua hari ini, forum juga akan membahas skema bantuan restrukturisasi utang untuk negara miskin sebagai salah satu agenda, guna memperkuat ketahanan finansial negara tersebut," tambah Wempi.
Komunike merupakan komitmen dan pernyataan bersama para anggota forum G20 yang ingin disampaikan kepada publik terkait isu-isu global terkini.
Selanjutnya, Komunike akan menjadi landasan untuk dibahas lebih lanjut dalam forum Kelompok Kerja (Working Group), yang terdiri dari enam agenda, yaitu perekonomian dan kesehatan global, arsitektur keuangan internasional, isu sektor keuangan, keuangan berkelanjutan, infrastruktur, dan perpajakan internasional.
Dengan kasus baru COVID-19 yang masih meningkat, rangkaian pertemuan G20 di tahun 2022 masih dilakukan secara hybrid atau fisik dan virtual, dengan protokol kesehatan yang ketat untuk pertemuan fisik.
Pertemuan G20 di tahun ini tidak hanya dihadiri oleh negara anggota, namun juga beberapa negara undangan seperti Singapura dan Uni Emirat Arab, serta sembilan organisasi internasional seperti Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), Asian Development Bank (ADB), European Investment Bank (EIB), Financial Action Task Force (FATF), Financial Stability Board, Global Infrastructure Hub (GI Hub), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), World Bank, dan World Health Organization (WHO).
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: