Jakarta (ANTARA) - Koordinator TF-6 Global Health Security and COVID-19 T20 Indonesia Puput Oktamianti mengatakan hingga saat ini masih terjadi ketimpangan yang dialami negara miskin dan kaya dalam mengakses layanan kesehatan di masa pandemi COVID-19.

"Kalau diperhatikan capaian testing negara-negara G20 dengan perbandingan total testing per 1.000 penduduk dibandingkan dengan Gross Domestic Product (GDP) per kapita, Indonesia dan India masih relatif rendah untuk jumlah testing dibanding dengan negara G20 yang lainnya," kata Puput Aktamianti dalam diskusi virtual yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Selasa.

Dalam paparannya, Puput mengemukakan Indonesia dengan GDP yang lebih tinggi dari India, testing-nya justru lebih rendah berkisar 200 per 1.000 penduduk, sedangkan India mencapai lebih dari 500 per 1.000 penduduk.

Sementara bila dibandingkan capaian testing di Australia dan Rusia sudah melampaui empat kali lipat dari capaian India.

Baca juga: Satgas minta Jatim dan Jateng memasifkan uji COVID-19

Baca juga: Kemenkes: Lonjakan COVID-19 dipengaruhi testing dan tracing


"Kalau kita lihat negara miskin di luar G20 juga relatif cukup rendah untuk pelaksanaan testing. Umumnya negara-negara kaya melaksanakan testing dengan baik. Perbedaan antara testing negara dengan pendapatan miskin, menengah dengan pendapatan tinggi ini memang cukup lebar perbedaannya," katanya.

Dalam dialog bertajuk "Menilik Arsitektur Kesehatan Global Dalam G-20 Tahun 2022" yang diselenggarakan Civil-20 (C20), Puput juga melaporkan capaian vaksinasi negara kaya dan miskin.

Di saat lebih dari 60 persen populasi dunia sudah menerima vaksin setidaknya satu kali dosis, kata Puput, baru sekitar 10 persen negara berpendapatan rendah telah menerima dosis yang pertama.

"Di antara G20 untuk vaksinasi, negara Afrika Selatan masih sangat rendah sekali. Kemudian Rusia termasuk masih di bawah capaian level dunia," katanya.

Puput mengatakan COVAX telah berkontribusi dalam menyumbang vaksin COVID-19 bagi sejumlah negara berpenghasilan rendah yang dihimpun melalui bantuan dari negara-negara kaya.

"COVAX membantu distribusi vaksin sebagai inisiatif dunia yang bertujuan meningkatkan kesetaraan akses vaksin. COVAX mengkoordinasikan sumberdaya internasional untuk memungkinkan negara berpendapatan rendah dan menengah mendapatkan akses yang setara untuk testing, obatan maupun vaksin," katanya.*

Baca juga: Kemenkes dorong masyarakat dites sebab Omicron bisa mematikan

Baca juga: Dinkes Surabaya diminta masifkan tracing-testing cegah omicron