Yogyakarta (ANTARA News) - Kemajuan China dalam berbagai aspek yang menunjukkan perkembangan signifikan perlu ditanggapi oleh Islam yang berkemajuan dan berkeunggulan, kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin.

"Islam perlu menanggapi dinamika perkembangan global yang dilakukan China secara signifikan itu, karena Islam dan Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah serta sumber daya nilai dan sejarah," katanya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat.

Menurut dia pada diskusi "Pergeseran Peta Geoekonomi, Geopolitik, dan Geobudaya Global ke China", untuk menghadapi tantangan dalam dunia yang semakin global, Islam perlu melakukan reaktualisasi.

"Reaktualisasi itu dilakukan dengan kemampuan Islam dalam merumuskan kembali nilai etika dan moral yang menjadi nilai utama dalam meningkatkan etos kerja dan sosial," katanya.

Ia mengatakan kebangkitan China dewasa ini membawa kekhawatiran dunia, karena negara tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi signifikan sebesar sembilan persen, sehingga memiliki cadangan devisa luar biasa.

Saat ini China berpendapatan sekitar 14 triliun dolar Amerika Serikat (AS), dan diprediksikan akan meningkat menjadi 19 triliun dolar AS pada 2016. Jumlah itu melampaui pendapatan AS yang mencapai 17 triliun dolar AS.

"Dengan kekayaan sebesar itu, maka China akan menjadi negara paling kaya di dunia, dan melampaui AS pada lima tahun ke depan," katanya.

Menurut dia, keberhasilan China dalam era global karena negeri tirai bambu tersebut sangat berorientasi pada nilai konfusianisme yang mempunyai berbagai nilai positif, seperti kedisiplinan, penghematan, dan penghargaan terhadap waktu.

Dengan pertumbuhan itu, China telah mengubah pusat gravitasi dunia, tidak hanya pada tatanan ekonomi global, tetapi juga geopolitik dan geobudaya.

"Pusat gravitasi dunia saat ini menuju kawasan Asia Timur yang selama ini berada di kawasan Atlantik dengan dominasi Eropa dan AS," katanya.(*)

(L.B015*H010/M008)