Hong Kong (ANTARA) - Ketegangan di Eropa timur membebani euro di perdagangan Asia pada Selasa pagi, dan mendorong permintaan terhadap mata uang safe-haven dolar dan yen, sementara greenback juga terbantu oleh perdebatan tentang kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif.

Euro berada di 1,1308 dolar di awal perdagangan Asia setelah menyentuh 1,1278 dolar sehari sebelumnya, terendah dalam satu setengah minggu. Yen berada di 115,33 per dolar, setelah sempat mencapai 114,99 pada Senin (14/2/2022), yang terkuat dalam seminggu.

Pergerakan sedikit lebih hati-hati dan hasil keseluruhan adalah indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya berada di 96,244, tak jauh dari tertinggi dua minggu pada Senin (14/2/2022) .

Investor agak ketakutan semalam oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy yang menyerukan warga untuk mengibarkan bendera negara itu di gedung-gedung dan menyanyikan lagu kebangsaan secara serempak pada 16 Februari, tanggal yang oleh beberapa media Barat disebut sebagai kemungkinan awal dari invasi Rusia.

Namun, pejabat Ukraina menekankan bahwa Zelenskiy tidak memprediksi serangan pada tanggal tersebut, tetapi menanggapi dengan skeptis terhadap laporan media asing.


Baca juga: Ketegangan Ukraina kekang euro, picu serbuan ke mata uang aman

Jauh dari geopolitik, pejabat Federal Reserve AS terus berdebat tentang seberapa agresif untuk memulai kenaikan suku bunga mendatang pada pertemuan mereka Maret.

Pejabat Fed yang hawkish James Bullard, yang pekan lalu memutuskan untuk menyerukan kenaikan besar 50 basis poin, mengulangi seruan untuk laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada Senin (14/2/2022), meskipun pejabat lain lebih berhati-hati dalam pernyataan publik mereka.

Ketegangan di Ukraina dan prospek yang lebih agresif untuk suku bunga dana Fed keduanya mendukung dolar dalam waktu dekat, kata Kim Mundy, ahli strategi mata uang senior di Commonwealth Bank of Australia.

"Taruhan terbaik Anda untuk melihat mana yang memiliki dampak lebih besar adalah dengan melihat dolar AS/ yen Jepang dan kami telah melihat bahwa perdagangan sedikit lebih lemah dalam satu atau dua hari terakhir, yang menunjukkan pasar sangat sadar akan apa yang terjadi di perbatasan Ukraina," ucap Mundi.

Baca juga: Dolar melemah dan euro menguat jelang laporan inflasi AS

"Kami hanya harus terus menonton berita utama dan melihat apa yang terjadi."

Mata uang safe-haven yen biasanya diuntungkan ketika investor gelisah, sementara kontras antara kenaikan suku bunga AS dan bank sentral Jepang (BoJ) yang dovish seharusnya mendorong yen lebih rendah.

BoJ, pekan lalu mengatakan akan membeli obligasi pemerintah 10-tahun dalam jumlah tak terbatas pada 0,25 persen, menggarisbawahi tekadnya untuk mencegah kenaikan imbal hasil global dari mendorong biaya pinjaman domestik terlalu banyak.

Rubel Rusia tetap bergejolak tetapi menguat secara keseluruhan pada Senin (14/2/2022), dan menguat 1,1 persen, meskipun sedikit lebih lemah lagi di awal perdagangan Asia.


Baca juga: Dolar dan euro bergerak mendatar, setelah ECB tidak lebih "hawkish"
Baca juga: Dolar dan euro melemah, pasar tenang dari polemik suku bunga naik