Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj Sitti Rohmi Djalilah meminta kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dan bijaksana dalam menerapkan protokol kesehatan seiring peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron di provinsi itu.

Wagub NTB usai menerima audiensi Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Prof Iwan Ariawan di Mataram, Senin, mengatakan, masyarakat harus tetap diberikan edukasi pentingnya menggunakan masker saat beraktivitas di tempat terbuka apalagi bila berkerumun.

Selain itu, menggunakan bahasa-bahasa yang mudah diterima masyarakat tidak dengan menakut-nakuti akan bahayanya virus menular tersebut sehingga membuat masyarakat panik.

"Dalam memberikan edukasi harus dengan bijak terutama pihak rumah sakit dan tenaga kesehatan (nakes) yang selama ini menjadi tugasnya," ujarnya.

Baca juga: Kapolri minta kasus COVID-19 NTB terkendali sukseskan MotoGP Mandalika
Baca juga: Mendagri terbitkan instruksi pencegahan COVID-19 di MotoGP Mandalika

Rohmi tidak khawatir dengan kasus yang terus meningkat karena dinilai cakupan vaksinasi sudah cukup baik terutama pada pengendalian COVID-19 di NTB.

Karena Wagub berharap agar pada gelaran MotoGP bulan Maret mendatang kasusnya bisa melandai untuk keamanan dan kenyamanan dalam penyelenggaraannya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan NTB, per 13 Februari 2022, jumlah kasus baru COVID-19 di NTB mencapai 467 kasus, sehingga total kasus di NTB sudah mencapai 31.232 kasus, sembuh 27.079 orang dan meninggal 924 orang.

Baca juga: Kasus COVID-19 meningkat, namun Mataram tak berlakukan jam malam
Baca juga: Festival Bau Nyale di NTB pastikan penerapan prokes COVID-19

Epidemiolog UI Prof Iwan Ariawan mengakui COVID-19 varian Omicron hampir semua daerah Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan. Untuk NTB sebutnya bukan dilihat dari jumlah kasusnya melainkan terhadap pasien yang dirawat di rumah sakit, ketersediaan tempat tidur dan lain sebagainya.

"Melihat polanya di NTB, pengendaliannya cukup baik, ketersediaan tempat tidur tercukupi meskipun kasusnya terus naik walaupun belum sampai pada puncaknya," jelas Prof Iwan.

Prof Iwan, menilai disiplin protokol kesehatan di NTB yang menurun harus kembali diperketat, kemudian terus dilakukan percepatan vaksinasi terutama bagi lansia yang memiliki penyakit bawaan, dan penerapan aplikasi PeduliLindungi.

"Dengan kita semua konsisten melakukan itu dalam pencegahan maka kita bisa menghadapi periode Omicron yang dugaan saya puncaknya pada akhir Februari atau awal Maret setelah itu akan turun dan melandai," katanya.

Baca juga: RedDoorz hadirkan vaksin keliling sukseskan MotoGP Mandalika
Baca juga: NTB intensifkan testing dan tracing cegah varian Omicron

Baca juga: NTB perketat protokol kesehatan objek wisata jelang MotoGP