Ekonomi Bali Tumbuh 6,22 persen
5 Agustus 2011 12:28 WIB
Beberapa pekerja mengangkut gula di sebuah distributor bahan pangan di Denpasar, Bali, Kamis (28/7). Beberapa kebutuhan pokok di Bali terutama beras dan gula mengalami kenaikan harga yang diperkirakan dipicu oleh efek psikologis para pedagang menjelang bulan puasa karena distribusi bahan pokok tersebut masih lancar dan tidak terjadi kelangkaan. (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Denpasar (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Bali selama semester 1 tahun 2011 tercatat sebesar 6,22 persen lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi semester 1 tahun 2010.
"Pertumbuhan ekonomi Bali diukur dari kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) triwulan II (April-Juni) 2011 mencapai 2,17 persen, meningkat signifikan dibanding triwulan I-2011 yang hanya tumbuh 0,75 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011 tersebut sepenuhnya didorong oleh seluruh sektor ekonomi.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor angkutan dan komunikasi sebesar 3,35 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada sektor industri pengolahan yang hanya 0,88 persen.
Gede Suarsa menambahkan, jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 (year on year/y-on-y) PDRB Bali mengalami pertumbuhan sebesar 6,42 persen yang juga didorong oleh seluruh sektor ekonomi.
Sektor ekonomi yang dominan dan memiliki pertumbuhan yang tinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, khususnya pada subsektor penggalian sebesar 15,07 persen. Sementara pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian sebesar 1,50 persen.
Gede Suarsa menjelaskan, besaran nominal terhadap pembentukan domestik regional bruto (PDRB) Bali 2011 mencapai Rp17,99 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp6,61 triliun.
Dari sisi penggunaan, PDRB Bali terbentuk dari konsumsi rumah tangga sebesar 59,84 persen, komponen konsumen lembaga swasta nirlaba hanya memiliki peran 0,82 persen.
Selain itu konsumsi pemerintah sebesar 12,92 persen, pembentukan modal tetap domestik bruto sebesar 29,85 persen dan perubahan stok (investor) 0,34 persen.
Demikian pula ekspor netto sebesar 2,36 persen yang diperoleh dari ekspor sebesar 102,42 persen dan impor sebesar 100,06 persen, tutur Gede Suarsa.
"Pertumbuhan ekonomi Bali diukur dari kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) triwulan II (April-Juni) 2011 mencapai 2,17 persen, meningkat signifikan dibanding triwulan I-2011 yang hanya tumbuh 0,75 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2011 tersebut sepenuhnya didorong oleh seluruh sektor ekonomi.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor angkutan dan komunikasi sebesar 3,35 persen dan pertumbuhan terendah terjadi pada sektor industri pengolahan yang hanya 0,88 persen.
Gede Suarsa menambahkan, jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 (year on year/y-on-y) PDRB Bali mengalami pertumbuhan sebesar 6,42 persen yang juga didorong oleh seluruh sektor ekonomi.
Sektor ekonomi yang dominan dan memiliki pertumbuhan yang tinggi terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, khususnya pada subsektor penggalian sebesar 15,07 persen. Sementara pertumbuhan terendah terjadi pada sektor pertanian sebesar 1,50 persen.
Gede Suarsa menjelaskan, besaran nominal terhadap pembentukan domestik regional bruto (PDRB) Bali 2011 mencapai Rp17,99 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp6,61 triliun.
Dari sisi penggunaan, PDRB Bali terbentuk dari konsumsi rumah tangga sebesar 59,84 persen, komponen konsumen lembaga swasta nirlaba hanya memiliki peran 0,82 persen.
Selain itu konsumsi pemerintah sebesar 12,92 persen, pembentukan modal tetap domestik bruto sebesar 29,85 persen dan perubahan stok (investor) 0,34 persen.
Demikian pula ekspor netto sebesar 2,36 persen yang diperoleh dari ekspor sebesar 102,42 persen dan impor sebesar 100,06 persen, tutur Gede Suarsa.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011
Tags: