Kabul (ANTARA) - Mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai pada Minggu (13/2) mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk mengembalikan aset milik negaranya.

"Menahan uang Afghanistan atas nama apa pun tidak adil dan keliru. Uang itu milik rakyat Afghanistan ... Saya meminta Presiden Joe Biden untuk mengembalikan uang itu kepada rakyat Afghanistan," kata Karzai dalam sebuah konferensi pers di Kabul.

Setelah pasukannya ditarik mundur dari Afghanistan pada Agustus 2021, AS membekukan aset bank sentral Afghanistan senilai lebih dari 9 miliar dolar AS (Rp128,9 triliun). Langkah ini dipandang luas sebagai faktor utama yang menyebabkan krisis ekonomi di negara Asia yang dilanda perang tersebut.

Presiden AS Joe Biden pada Jumat (11/2) menandatangani perintah eksekutif yang berencana membagi 7 miliar dolar AS dari aset Afghanistan untuk mendanai bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan yang kekurangan uang dan menciptakan dana perwalian (trust fund) senilai 3,5 miliar dolar AS untuk memberi kompensasi kepada para korban serangan teroris 11 September 2001 atau 9/11.

Karzai mengatakan rakyat Afghanistan berbagi kesedihan dengan rakyat AS yang menderita akibat serangan teroris 9/11, tetapi tidak ada warga Afghanistan yang terlibat dalam serangan itu dan oleh karena itu, Biden harus mempertimbangkan kembali keputusannya.

Mengkritik keputusan Biden sebagai hal yang keliru, Karzai menekankan agar semua rakyat Afghanistan, termasuk anggota pemerintahan sementara yang dipimpin Taliban, mengambil sikap bersatu untuk mendapatkan kembali uang milik negara mereka.