Kudus dapat bantuan program desa peternakan terpadu dari Kemendes
13 Februari 2022 18:21 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meresmikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama "Rukun Lestari" di kompleks peternakan terpadu di area persawahan Blok Sijambu Desa Besito, Kecamatan Gebog, Kudus, Minggu (13/2/2022). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Kudus (ANTARA) - Kabupaten Kudus merupakan salah satu dari tujuh kabupaten/kota di Indonesia yang mendapatkan program desa peternakan terpadu berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan hewani dengan mendapatkan bantuan Rp500 juta dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes).
"Kabupaten Kudus merupakan bagian dari pilot projek tujuh titik program desa peternakan terpadu berkelanjutan di Indonesia, sedangkan di Jawa Tengah ada dua titik, yakni di Kabupaten Kudus dan Kebumen," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar ditemui usai meresmikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama "Rukun Lestari" di kompleks peternakan terpadu di area persawahan Blok Sijambu Desa Besito, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Minggu.
Ia mengungkapkan program tersebut merupakan tindak lanjut dari keinginan Presiden agar dana desa bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan pangan hewani, mulai dari sapi, kambing, ayam dan ikan, supaya kebutuhan gizi masyarakat bisa terpenuhi dengan harga yang terjangkau.
BUMDes Bersama yang diresmikan Minggu (13/2), diharapkan menjadi inspirasi desa lain atau kecamatan lain yang membangun BUMDes bersama. Sehingga harus berkelanjutan dan jangan hanya sekadar menginspirasi desa lain.
Untuk itulah, dia berharap, dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Nantinya bisa untuk menopang kebutuhan daging yang meningkat karena jika tidak disiapkan sejak awal, dikhawatirkan akan lebih banyak impor.
Adapun 10 desa yang ikut bergabung dalam BUMDes Bersama "Rukun Lestari", yakni Desa Besito, Getassrabi, Gondosari, Gribig, Jurang, Karangmalang, Kedungsari, Klumpit, Rahtawu, dan Padurenan.
Sementara itu, Bupati Kudus Hartopo menyampaikan terima kasih atas bantuan dari Kementerian Desa melalui program desa peternakan terpadu berkelanjutan. Tentunya menjadi pilot projek untuk memotivasi kecamatan lain di Kudus agar bisa membentuk BUMDes bersama.
"Tetapi, BUMDes Bersama 'Rukun Lestari' harus bisa membuktikan keberhasilannya agar bisa ditiru kecamatan lain. Alhamdulillah target yang ditetapkan setiap bulan bobot hewan bisa naik memang terpenuhi," ujarnya.
Bantuan anggaran dari Kementerian Desa sebesar Rp500 juta, kata dia, sudah bisa dilihat, mulai dari kandang sapi dan kambing, kemudian ada tempat pembuatan pupuk organik, serta biogas untuk energi listrik di sekitar kandang ternak.
Dalam rangka mendorong desa di Kudus semakin maju, maka dia juga menargetkan semua desa bisa menuju desa mandiri, sehingga masing-masing desa harus membuat BUMDes untuk peningkatan pendapatan asli desa masing-masing desa. Untuk itu, semua potensi di desa harus dioptimalkan.
Baca juga: Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan sokong ketahanan pangan
Baca juga: Berdikari-Kemendes PDTT kolaborasi wujudkan peternakan desa terpadu
Baca juga: Mendes luncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan
"Kabupaten Kudus merupakan bagian dari pilot projek tujuh titik program desa peternakan terpadu berkelanjutan di Indonesia, sedangkan di Jawa Tengah ada dua titik, yakni di Kabupaten Kudus dan Kebumen," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar ditemui usai meresmikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama "Rukun Lestari" di kompleks peternakan terpadu di area persawahan Blok Sijambu Desa Besito, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Minggu.
Ia mengungkapkan program tersebut merupakan tindak lanjut dari keinginan Presiden agar dana desa bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan pangan hewani, mulai dari sapi, kambing, ayam dan ikan, supaya kebutuhan gizi masyarakat bisa terpenuhi dengan harga yang terjangkau.
BUMDes Bersama yang diresmikan Minggu (13/2), diharapkan menjadi inspirasi desa lain atau kecamatan lain yang membangun BUMDes bersama. Sehingga harus berkelanjutan dan jangan hanya sekadar menginspirasi desa lain.
Untuk itulah, dia berharap, dikelola dengan baik agar bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Nantinya bisa untuk menopang kebutuhan daging yang meningkat karena jika tidak disiapkan sejak awal, dikhawatirkan akan lebih banyak impor.
Adapun 10 desa yang ikut bergabung dalam BUMDes Bersama "Rukun Lestari", yakni Desa Besito, Getassrabi, Gondosari, Gribig, Jurang, Karangmalang, Kedungsari, Klumpit, Rahtawu, dan Padurenan.
Sementara itu, Bupati Kudus Hartopo menyampaikan terima kasih atas bantuan dari Kementerian Desa melalui program desa peternakan terpadu berkelanjutan. Tentunya menjadi pilot projek untuk memotivasi kecamatan lain di Kudus agar bisa membentuk BUMDes bersama.
"Tetapi, BUMDes Bersama 'Rukun Lestari' harus bisa membuktikan keberhasilannya agar bisa ditiru kecamatan lain. Alhamdulillah target yang ditetapkan setiap bulan bobot hewan bisa naik memang terpenuhi," ujarnya.
Bantuan anggaran dari Kementerian Desa sebesar Rp500 juta, kata dia, sudah bisa dilihat, mulai dari kandang sapi dan kambing, kemudian ada tempat pembuatan pupuk organik, serta biogas untuk energi listrik di sekitar kandang ternak.
Dalam rangka mendorong desa di Kudus semakin maju, maka dia juga menargetkan semua desa bisa menuju desa mandiri, sehingga masing-masing desa harus membuat BUMDes untuk peningkatan pendapatan asli desa masing-masing desa. Untuk itu, semua potensi di desa harus dioptimalkan.
Baca juga: Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan sokong ketahanan pangan
Baca juga: Berdikari-Kemendes PDTT kolaborasi wujudkan peternakan desa terpadu
Baca juga: Mendes luncurkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: