Jakarta (ANTARA) - Bertepatan dengan peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan DPP PDI Perjuangan (PDIP), Anggota Komisi IX DPR RI Muchamad Nabil Haroen memandang kedua pihak tersebut dapat saling melengkapi untuk menguatkan Indonesia menuju Presidensi G20.

Menurut Gus Nabil, sapaan akrab Muchamad Nabil Haroen, berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, hal itu dapat dilakukan karena NU memiliki ribuan kader yang tersebar di 35 negara dan PDIP sebagai kekuatan politik terbesar di Tanah Air sekaligus tulang punggung pemerintahan berperan mengonsolidasi kekuatan diaspora Indonesia beserta jaringan internasional untuk menguatkan posisi Indonesia di mata dunia.

"Ini sangat tepat momentumnya di tengah amanah Indonesia dalam Presidensi G20 pada tahun 2022," ujarnya.

Baca juga: Gus Yahya: Bersinergi dengan PDIP bisa bawa kemaslahatan bangsa

Gus Nabil juga menekankan, selama ini, NU dan PDIP memang sangat harmonis dan saling melengkapi. Menurutnya, keduanya mencerminkan dua elemen terbesar bangsa Indonesia, yakni keislaman dan nasionalisme.

"NU jelas mewakili wajah Islam Indonesia yang moderat, toleran, damai, serta berakar pada tradisi dan nilai-nilai keindonesiaan. Sementara itu, PDIP merupakan partai yang menjadi rumah aspirasi bagi kelompok nasionalis. Secara simbolis, hijau (NU) dan merah (PDIP) ini mewakili Indonesia," kata Gus Nabil.

Di samping itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini juga mengatakan NU dan PDIP senantiasa konsisten bekerja sama mengawal kesatuan dan nasionalisme di Indonesia.

Keduanya, kata Gus Nabil, konsisten mengusung nilai-nilai persatuan, kesatuan, dan semangat membela tanah air, apa pun konsekuensi politik dan sosialnya.

Baca juga: Megawati sebut PDIP dan NU selalu beriringan

"Sejak awal, NU dan PDIP berkomitmen menjaga agar bangsa Indonesia terus kuat dan terjaga dari gempuran kekuatan apa pun yang ingin merusak perdamaian dan kesatuan," tambahnya.

Karena peran-peran besar dan harmonisasi antara NU dan PDIP, Gus Nabil pun merasa bersyukur dapat menjadi bagian dari kedua belah pihak tersebut.

"Sebagai santri, kader NU, dan Ketua Umum Pagar Nusa NU yang selama ini berkhidmat secara politik di PDIP, saya sungguh bersyukur menjadi bagian dari keduanya. Saya ingat betul, sejak ditugaskan kiai untuk ikut mewarnai PDIP berkhidmat kepada Indonesia," ujarnya.

Untuk saat ini, Gus Nabil pun memandang kolaborasi antara NU dan PDIP menjadi semakin relevan, terutama di tengah berbagai kontestasi ideologi dan politik yang ingin merongrong NKRI dari berbagai sisi.

Baca juga: PDIP peringati Harlah Nahdlatul Ulama ke-96
Baca juga: Penertiban aset PBNU untuk hindari penggunaan tidak bertanggung jawab
Baca juga: Eri Cahyadi: Hubungan kaum nasionalis dan santri tak terpisahkan