Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS), Rusman Heriawan, meminta agar pemerintah mewaspadai peningkatan harga kebutuhan pokok pada minggu terakhir menjelang Lebaran.

"Minggu pertama puasa itu harga naik, mungkin orang meng-adjust pola makan dan perlu jaminan bahan pokok yang memadai, jadi demand tinggi. Nanti minggu kedua biasanya harga stabil, tapi minggu terakhir menjelang lebaran itu naik lagi," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, peningkatan harga pada minggu terakhir lebaran hal yang sangat krusial karena bisa mempengaruhi inflasi keseluruhan pada Agustus.

Untuk itu, Rusman mengatakan, diperlukan operasi pasar dan pasar murah pada minggu terakhir Agustus bukan pada minggu kedua atau ketiga, karena permintaan sedang tinggi.

"Jadi kalau mau dilakukan semacam atau mempermudah akses konsumen, tidak melalui pasar modern atau tradisional saja, lewat pasar murah atau operasi pasar, jangan lupa itu minggu terakhir. Apalagi inflasi itu lebih banyak dibentuk pada minggu terakhir," ujarnya.

Ia mengatakan operasi pasar dan pasar murah secara tidak langsung bisa mempengaruhi harga dan laju inflasi, karena bisa mengurangi beban permintaan di pasar.

"Operasi pasar sebetulnya in`directly` mempengaruhi inflasi. Karena dia mengurangi demand, tekanan orang di pasar membeli. Kalau dia beli di Operasi Pasar yang harganya lebih murah, dia kan tidak masuk ke pasar. Berarti demand di pasar berkurang, pembeli juga mau tidak mau menyesuaikan harga," ujarnya.

Selain itu, ia mengemukakan, juga dibutuhkan antisipasi yang lebih maksimal seperti persiapan logistik dan angkutan agar pasokan barang komoditas pokok tidak terhambat pada H-7 menjelang lebaran.

Rusman mengatakan, dengan tren harga komoditas yang ada saat ini dan dengan persiapan menghadapi Lebaran yang lebih matang, diharapkan laju inflasi pada Agustus 2011 masih berada dalam kisaran 1 persen.

"Kita berharap begitu ya, mungkin masih di bawah 1 persen. Mudah-mudahan. Tapi bahwa Agustus akan lebih tinggi dari Juli, mungkin pengamat pun mungkin akan duganya seperti itu. Kemarin kan 0,67 persen. Kalaupun lebih tinggi (Agustus) akan di bawah 1 persen," katanya menambahkan. (*)