Jakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Gde Sumarjaya Linggih mengatakan Bali membutuhkan pemimpin seperti Presiden Joko Widodo yang mampu membenahi salah satu persoalan krusial di Bali, yaitu ketimpangan pertumbuhan daerah antara Bali Selatan dan Bali Utara.

Menurut Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer, berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, jika tidak ada pemimpin yang mampu menyeimbangkan ketimpangan tersebut, persoalan mengenai harga-harga kebutuhan masyarakat yang terlalu tinggi di Bali Selatan dan pengangguran yang tinggi di Bali Utara akibat fokus pembangunan daerah yang rendah akan terus terjadi.

"Untuk itu, Bali membutuhkan sosok pemimpin yang mampu melihat dan mengeksekusi hal tersebut. Kami ingin pemimpin seperti Jokowi di Bali," ujar Demer saat menjadi pembicara dalam Diskusi Politik dan Ekonomi Bali bersama Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Bali.

Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah kaji ulang aturan JHT cair usia 56 tahun

Lebih lanjut, menurutnya, pemimpin di Bali saat ini semestinya dapat secara tegas memindahkan pusat provinsi ke daerah yang tingkat pertumbuhannya rendah. Dengan demikian, kata Demer, akan ada keseimbangan pembangunan di Bali.

Legislator Golkar ini mengatakan sikapnya yang mengkritisi pemimpin di Bali memiliki tujuan konstruktif demi kepentingan orang banyak.

"Saya harus kritis karena ini untuk kepentingan orang banyak. Sebenarnya, mereka sepatutnya bersyukur karena kalau saya kritis itu untuk tujuan yang konstruktif, untuk tujuan yang lebih baik," kata Demer.

Apabila pemimpin di Bali mampu mengkaji dan mendorong munculnya keseimbangan pertumbuhan daerah-daerahnya, Demer meyakini hal itu pun akan menjadi prestasi bagi mereka.

"Sebenarnya, kalau hal ini dikaji dengan benar dan tidak didasarkan pada rasa suka atau tidak suka, itu mungkin akan menjadi prestasi bagi dirinya sendiri sebagai seorang pemimpin," ujarnya.

Demer juga menyampaikan kawasan Timur Indonesia memang merupakan kawasan yang masih tertinggal, baik dari segi pembangunan, ekonomi, maupun infrastruktur.

Kawasan Timur Indonesia itu di antaranya adalah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.
Baca juga: Ketua Komisi II DPR sebut ingin lakukan penyempurnaan regulasi pemilu
Baca juga: Dyah Roro Esti: G20 jadi momentum dorong percepatan transisi energi RI