Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan anggaran untuk membantu para petani terhadap kemungkinan gagal panen atau puso dan sebagai antisipasi ketersediaan pangan hingga akhir tahun sebesar Rp380 miliar.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa seusai rapat koordinasi di Jakarta, Rabu, menjelaskan anggaran tersebut diambil dari dana stabilisasi pangan yang telah ditetapkan dalam APBN sebesar Rp2 triliun.

"Kita akan menggunakan dana stabilisasi bahan pangan pokok kita yang sekitar Rp2 triliun tersebut dan yang baru kita gunakan saat ini untuk memberikan bantuan kepada petani yang mengalami puso kira-kira Rp380-an miliar," ujarnya.

Hatta menjelaskan anggaran tersebut telah bertambah dalam APBN Perubahan sekitar Rp600 miliar sehingga total keseluruhan pemerintah mencadangkan dana sebesar Rp2,2 triliun untuk menjaga ketersediaan pangan.

"Sehingga kita sekarang masih memiliki sekitar Rp2,2 triliun, dan ini nanti yang akan kita gunakan maksimal untuk stabilisasi harga pangan pokok," ujarnya.

Pemerintah juga mempertimbangkan untuk memberikan raskin ke-13 pada Desember mendatang yang diperkirakan sebagai bulan paceklik pangan.

Menurut Hatta, saat ini berdasarkan pantauan dari 66 kota di Indonesia ada beberapa harga kebutuhan pokok yang mengalami penurunan seperti cabai rawit, bawang merah, gula pasir, minyak goreng curah, minyak goreng kemasan serta minyak goreng umum.

Namun, pemerintah juga melakukan upaya stabilisasi harga karena masih ada kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan yaitu daging ayam ras, daging sapi dan kedelai.

Untuk itu, sebagai upaya agar stok pangan cukup tersedia dan harga tidak mengalami kenaikan di atas 5 persen menjelang Lebaran maka pemerintah akan terus melakukan operasi pasar dan menyediakan pasar murah yang bekerjasama dengan pemerintah daerah serta perusahaan besar terkait program CSR.
(S034)