G20 Indonesia
Butuh peran negara-negara G20 atasi kesenjangan digital
11 Februari 2022 18:24 WIB
Tangkapan layar Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Arfin Sudirman saat diskusi virtual "Konektivitas Digital dan Pemulihan Pasca Pandemi COVID-19", Jumat, (11/2/2022) (ANTARA/Suci Nurhaliza)
Jakarta (ANTARA) - Dibutuhkan peran negara-negara G20 untuk mengatasi kesenjangan digital yang dialami banyak negara di dunia, menurut Kepala Departemen Hubungan Internasional Universitas Padjajaran Arfin Sudirman.
"Berdasarkan kajian kami, tidak semua masyarakat ter-cover oleh internet sehingga butuh percepatan. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia," ujar Arfin dalam sesi diskusi secara virtual, Jumat.
Mengutip data dari International Telecommunication Union (ITU), Arfin mengatakan jumlah masyarakat dunia yang sudah tersentuh oleh internet masih 41 persen. Oleh karena itu, negara-negara di G20 perlu melakukan akselerasi melalui konsep yang disebut tanggung jawab digital atau digital responsibility.
Baca juga: Kominfo upayakan perkecil kesenjangan digital demi majukan UMKM
Arfin juga mengatakan, kesenjangan tidak hanya terjadi dari sisi kepemilikan gawai dan akses internet, tapi juga dari sisi literasi digital.
"G20 kan sebetulnya bisa dibilang negara-negara yang cukup maju dalam konteks teknologi. Bagaimana negara-negara G20 yang memiliki kemajuan di bidang teknologi itu bisa memberikan digital responsibility kepada negara-negara di luar G20. Kita harus tahu bahwa pembentukan G20 ini diharapkan muncul kerja sama internasional yang berdampak positif terhadap seluruh dunia," papar Arfin.
"Tidak hanya untuk negara yang (dalam) tanda kutip kaya, tapi ini juga tanggung jawab kita semua. Apa yang sudah kita dapatkan itu bisa bermaslahat tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia," imbuh dia.
Baca juga: Kominfo apresiasi kolaborasi transformasi digital ASEAN
Selain itu, Arfin juga mengatakan perlunya bagi negara-negara untuk mengesampingkan kepentingan politik termasuk rivalitas agar kesenjangan baik dari sisi ekonomi maupun digital dapat teratasi dengan baik.
"Kesenjangan ekonomi atau digital ini kan tidak terlepas dari aspek politik. Konflik dan rivalitas ini kesampingkan dulu karena semua negara di dunia terdampak oleh COVID-19 dan kita harus bertanggung jawab (mengatasinya)," kata Arfin.
Sebagaimana diketahui, konektivitas digital dan pemulihan pascapandemi COVID-19 menjadi salah satu isu prioritas yang dibawa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai wakil Indonesia ke Digital Economy Working Group (DEWG) pada Presidensi G20 2022.
Selain mengatasi kesenjangan digital, Arfin berharap forum internasional tersebut juga dapat mendorong wirausaha digital atau digital entrepreneurship yang lebih inovatif.
Baca juga: Kesenjangan digital perlu diatasi demi dorong digitalisasi inklusif
Baca juga: Kesenjangan masih jadi tantangan akselerasi digital di ASEAN
Baca juga: Kominfo berkomitmen kurangi kesenjangan digital
"Berdasarkan kajian kami, tidak semua masyarakat ter-cover oleh internet sehingga butuh percepatan. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia," ujar Arfin dalam sesi diskusi secara virtual, Jumat.
Mengutip data dari International Telecommunication Union (ITU), Arfin mengatakan jumlah masyarakat dunia yang sudah tersentuh oleh internet masih 41 persen. Oleh karena itu, negara-negara di G20 perlu melakukan akselerasi melalui konsep yang disebut tanggung jawab digital atau digital responsibility.
Baca juga: Kominfo upayakan perkecil kesenjangan digital demi majukan UMKM
Arfin juga mengatakan, kesenjangan tidak hanya terjadi dari sisi kepemilikan gawai dan akses internet, tapi juga dari sisi literasi digital.
"G20 kan sebetulnya bisa dibilang negara-negara yang cukup maju dalam konteks teknologi. Bagaimana negara-negara G20 yang memiliki kemajuan di bidang teknologi itu bisa memberikan digital responsibility kepada negara-negara di luar G20. Kita harus tahu bahwa pembentukan G20 ini diharapkan muncul kerja sama internasional yang berdampak positif terhadap seluruh dunia," papar Arfin.
"Tidak hanya untuk negara yang (dalam) tanda kutip kaya, tapi ini juga tanggung jawab kita semua. Apa yang sudah kita dapatkan itu bisa bermaslahat tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia," imbuh dia.
Baca juga: Kominfo apresiasi kolaborasi transformasi digital ASEAN
Selain itu, Arfin juga mengatakan perlunya bagi negara-negara untuk mengesampingkan kepentingan politik termasuk rivalitas agar kesenjangan baik dari sisi ekonomi maupun digital dapat teratasi dengan baik.
"Kesenjangan ekonomi atau digital ini kan tidak terlepas dari aspek politik. Konflik dan rivalitas ini kesampingkan dulu karena semua negara di dunia terdampak oleh COVID-19 dan kita harus bertanggung jawab (mengatasinya)," kata Arfin.
Sebagaimana diketahui, konektivitas digital dan pemulihan pascapandemi COVID-19 menjadi salah satu isu prioritas yang dibawa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebagai wakil Indonesia ke Digital Economy Working Group (DEWG) pada Presidensi G20 2022.
Selain mengatasi kesenjangan digital, Arfin berharap forum internasional tersebut juga dapat mendorong wirausaha digital atau digital entrepreneurship yang lebih inovatif.
Baca juga: Kesenjangan digital perlu diatasi demi dorong digitalisasi inklusif
Baca juga: Kesenjangan masih jadi tantangan akselerasi digital di ASEAN
Baca juga: Kominfo berkomitmen kurangi kesenjangan digital
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: