Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, jelang akhir pekan ditutup melemah dibayangi kenaikan inflasi di Amerika Serikat.

Kurs rupiah pada Jumat sore ini, ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.347 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.342 per dolar AS.

"Faktor penggerak utama rupiah masih inflasi US, namun masih diimbangi faktor positif domestik yang diantaranya sentimen positif investor," kata analis DC Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Inflasi AS pada Januari 2022 mencapai 7,5 persen (yoy), lebih tinggi dari konsensus 7,2 persen (yoy) sekaligus angka tertinggi sejak 1982.

Data inflasi tersebut membuat para investor mulai berspekulasi bahwa The Fed akan mengambil kebijakan pengetatan yang lebih agresif untuk mengendalikan inflasi.

Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya menyebutkan James Bullard dari The Fed sekarang menginginkan poin persentase penuh dari kenaikan suku bunga selama tiga pertemuan kebijakan bank sentral berikutnya.

Dia bahkan mengatakan The Fed bisa menaikkan suku bunga dalam setiap pertemuan dan beberapa pengamat telah menganggap itu berarti bahwa mungkin ada pertemuan darurat dan kenaikan suku bunga berikutnya sebelum pertemuan Maret.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.338 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.336 per dolar AS hingga Rp14.369 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp14.359 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.344 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah ditutup menguat, pelaku pasar menanti rilis data inflasi AS
Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah 12 poin
Baca juga: BI catat aliran modal asing masuk 1,1 miliar dolar AS per 8 Februari